Lidah Indonesia di Emirates Airline

Written By Unknown on Jumat, 19 Oktober 2012 | 10.17

Dendeng balado ala Emirates Airline. TEMPO/Dianing Sari

TEMPO.CO , Tangerang: Makanan adalah salah satu pertimbangan penumpang memilih maskapai penerbangan. Apalagi bagi mereka yang menempuh perjalanan lebih dari separuh hari.

"Karena itulah kami tawarkan makanan dengan kualitas dan cita rasa di atas rata-rata," ujar Country Manager Emirates Airline Mohammed Al Nahari dalam acara Kuliner Emirates Airline di Aerofood Catering Service, Kamis, 18 Oktober 2012.

Sebab dengan makanan dari daerah asal penumpang, setidaknya bisa mengobati rasa lelah dari perjalanan panjang di angkasa. Khusus untuk Indonesia, Emirates sebenarnya sudah memanjakan lidah penumpangnya sejak mulai hadir di Bandar Udara Soekarno-Hatta pada 1992.

"Mulanya kami mencoba yang mudah dan mengenyangkan, yaitu nasi goreng dan bakmi goreng," ujar Sales Manager Emirates Airline Indonesia Ilonka Leiwakabessy.

Awal Emirates di Indonesia, maskapai milik pemerintah Uni Emirat Arab ini melayani rute Jakarta-Singapura-Dubai. Lalu karena berangkat pagi dari Jakarta, maka Emirate berpikir untuk menyajikan makanan yang ringan tapi juga mengenyangkan.

Akhirnya, Ilonka melanjutkan, jatuh pilihan ke nasi goreng dan bakmi goreng. "Dua makanan itu tidak terlalu berat, tapi pas untuk sarapan, karena penerbangan dulu mulai pukul 8 pagi," ujar dia.

Kini dua dekade berlaku, kata Ilonka: "Variasinya sangat banyak." Mulai dari kudapan hingga makanan utama ada semua yang bercita rasa Indonesia. Kini di kelas bisnis tersedia pilihan Beef empal Balado sebagai makan malam dan puding mutiara sebagai makanan penutup.

Beef empal Balado yang ditawarkan Emirates mengambil gagrak Padang campur Jawa. Sebab dagingnya terasa manis seperti semur tapi diberi topping bumbu balado dengan cabai merah. Untuk ukuran Indonesia, rasa pedas Baladonya sih kurang "nendang". "Iya kalau cabai Indonesia untuk ukuran orang luar negeri nanti bisa sakit perut," ujar Mohammed.

Pasangan empal balado adalah kering tempe dan nasi uduk. Kombinasi yang agak di luar kebiasaan, khususnya kering tempe. Tapi untuk rasa, bumbu baladonya sudah memenuhi rumus masakan Padang dengan irisan cabe merah dan bumbu sereh dan bawang merah yang kuat. Jadi bagi yang kangen masakan Indonesia selama menempuh perjalanan delapan jam di udara, bisa terobati dengan pilihan menu ini.

Selain Empal, menu di Emirates selalu berganti tiap sebulan sekali. Jadi mungkin bulan selanjutnya, penumpang bisa mencecap ayam woku atau ikan rica-rica di atas Emirates.

"Semuanya tergantung meal presentation yang kami tawarkan dan keputusan Emirates," kata General Manager Aerofood Catering Services Jakarta, S. Hartoto.

DIANING SARI

Berita lain:
Enam Keasyikan yang Bisa Dinikmati di Selandia Baru 
Rumput Laut di Pulau Karimunjawa Rusak 
Pekan Anak Muda ''Young and Creative Week'' 
Hari Terakhir Berburu Batik dan Kuliner di Senayan 
Festival Tanah Lot Segera Digelar


Anda sedang membaca artikel tentang

Lidah Indonesia di Emirates Airline

Dengan url

http://gotravelovers.blogspot.com/2012/10/lidah-indonesia-di-emirates-airline.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Lidah Indonesia di Emirates Airline

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Lidah Indonesia di Emirates Airline

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger