Maros Ingin Kembalikan Kejayaan Wisata Bantimurung

Written By Unknown on Rabu, 07 November 2012 | 10.17

Tempat penangkaran kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO, Maros - Mulai tahun depan, Pemerintah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, akan lebih fokus pada pengembangan obyek wisata untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya daripada mengembangkan sektor pertambangan.

Bupati Maros H.M. Hatta Rahman mengatakan, awal tahun ini, pihaknya mulai menyusun pemetaan kawasan yang akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata sekaligus menghitung besaran anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan itu.

"Kami telah mengikuti pameran Nusa Dua Fiesta 2012 yang digelar di kompleks Nusa Dua, Bali, pekan lalu, untuk mempromosikan potensi daerah yang tidak kalah menariknya dibanding daerah lain untuk dikembangkan menjadi kawasan pariwisata," kata Hatta, Selasa, 6 November 2012.

Ia mengaku, di stan pameran, yang ditampilkan cukup dikemas dengan ciri khas daerah Maros sebagai kawasan habitat kupu-kupu. Mereka pun menyajikan hasil produk-produk kerajinan dan makanan kuliner Maros, serta menyebarkan brosur tentang kampanye kawasan pariwisata yang saat ini ada di Maros.

"Alhasil, dari penilaian dewan juri dan panitia penyelenggara, kami berhasil meraih penghargaan juara 1 terbaik di kegiatan itu," kata Hatta.

Hatta pun saat ini tengah mempelajari sejumlah kawasan wisata di Bali, seperti lokasi penangkaran kupu-kupu yang ada di Tabanan, Bali. "Di sana, kami lihat terdapat kawasan penangkaran kupu-kupu, luasnya hanya sekitar 1 hektare. Menariknya, kawasan itu sangat diminati wisatawan asing, bahkan separuh dari habitat kupu-kupu dan kumbang yang dikembangbiakkan di sana justru berasal dari Sulawesi Selatan. Nah, sisi manajemennya saja yang kita ingin tahu bagaimana caranya mengelola penangkaran itu," kata Hatta.

Jadi, Hatta berharap, di Taman Wisata Bantimurung yang saat ini telah ada, dapat dikelola secara profesional seperti yang berada di Bali. "Kita punya banyak potensi, pakan dan lahan yang cukup luas. Dan pada intinya kami ingin mengembalikan julukan kawasan wisata ini sebagai populasi Kingdom of Butterfly," kata Hatta.

Selain itu, kata dia, di sekitar lokasi taman wisata akan dijadikan sebagai wisata desa seperti yang ada di Ubud, Bali. Pemandangan di daerah ini, kata dia, sangat unik. "Hanya terlihat kawasan pertanian dengan sistem terasering, lalu kemudian sejumlah kafe dan toko suvenir hanya dibuat di tepi jurang, namun cukup diminati oleh wisatawan," kata Hatta.

Dia mengatakan, Maros sebenarnya memiliki potensi yang sama, bahkan kawasan kars di Maros lebih unik dan lebih menarik dijadikan kawasan wisata daripada dijadikan kawasan tambang.

Kawasan kars di Maros, kata Hatta, cenderung dikelola untuk dijadikan area pertambangan marmer dan tanah untuk pendapatan asli daerah, "Kami sudah tidak berpikir lagi pemanfaatan sumber daya alam kars sebagai area pertambangan karena cenderung aktivitas tambang lebih merusak lingkungan dan mudaratnya jauh lebih besar daripada pendapatannya," kata Hatta.

Kepala Dinas Periwisata dan Kebudayaan Maros, Rahmat Burhanuddin, mengaku, tahun ini, kawasan Wisata Alam Bantimurung mulai diperluas. Pihaknya akan membangun sejumlah fasilitas wisata, seperti hotel dan kawasan parkir, serta loket pintu masuk. "Jadi wisma Bantimurung kini telah dibongkar untuk dijadikan hotel dengan alokasi anggaran APBD Maros 2012 senilai Rp 10 Miliar," kata Rahmat.

Tahun depan, kata dia, kawasan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) juga akan dipindahkan ke kawasan Home Base Lama, Dusun Bantimurung, Desa Jenetaesa. "Lokasi itu akan dijadikan sebagai kawasan water boom," kata Rahmat. Di lahan bekas SKB ini, nantinya juga akan dibangun 200 kamar penginapan dan aula pertemuan.

Bahkan, kata Rahmat, SMK pariwisata yang berada di dalam kawasan wisata Bantimurung juga akan dipindah, dan eks lahan SMK akan dijadikan sebagai kantor pariwisata. "Namun, masih pikir-pikir soal pemindahannya karena bangunannya sudah telanjur ada," kata Rahmat. Pihaknya menargetkan, tahun ini, pendapatan dari wisata Bantimurung akan meraup Rp 9 miliar, atau naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 5 miliar.

SULFAEDAR P.

Berita lain:
Tabuh Genting di Ceramic Music Festival 2012
Kereta Uap Kuno Jaladara Berhenti Beroperasi
Festival Batik dan Festival Bunga Mau Digabung
Jawa Tengah Kekurangan 800 Pramuwisata
Bandung Kebanjiran Turis


Anda sedang membaca artikel tentang

Maros Ingin Kembalikan Kejayaan Wisata Bantimurung

Dengan url

http://gotravelovers.blogspot.com/2012/11/maros-ingin-kembalikan-kejayaan-wisata.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Maros Ingin Kembalikan Kejayaan Wisata Bantimurung

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Maros Ingin Kembalikan Kejayaan Wisata Bantimurung

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger