Menikmati Wisata Satwa di Simpang Lima Gumul

Written By Unknown on Minggu, 09 Desember 2012 | 10.17

Bangunan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Monumen ini berdiri megah sebagai simbol kota, (9/4). Jumlah pengunjung di tempat ini meningkat saat libur perayaan Paskah. TEMPO/Hari Tri Wasono

TEMPO.CO, Kediri - Tidak hanya menduplikasi kemegahan bangunan Arc de Triomphe Paris, Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) yang terletak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, juga menjadi tempat pendidikan tentang satwa. Para pecinta dan pelestari binatang membawa satwa mereka untuk berinteraksi dengan anak-anak di lokasi wisata tersebut.

Meski lokasi ini sudah sangat populer di kalangan pelancong, namun tak banyak yang mengetahui bahwa setiap Minggu pagi terdapat atraksi hewan-hewan langka di salah satu sudut halaman SLG.

Karena itu jangan kaget jika seekor ular phyton berukuran sangat besar dan panjang tiba-tiba merangkak di kaki Anda saat berjalan-jalan di lokasi SLG. Iguana pun kerap meloncat di tengah kerumunan pengunjung dengan wajahnya yang seram.

Hewan-hewan itu dilepas begitu saja di hamparan rumput yang menjadi tempat bermain anak-anak dan keluarga. "Kesannya memang menakutkan ketika seekor ular besar berjalan di tengah anak-anak," kata Nyonya Frida Nurma, ibu rumah tangga yang menikmati tontonan itu akhir pekan lalu.

Frida yang datang dengan dua anaknya tampak tertegun menyaksikan ular meliuk-liukkan tubuhnya. Pada awalnya Frida buru-buru mengajak anaknya menjauh. Namun ketika pemilik ular dengan ramah mempersilahkan anak-anak menyentuhnya, seketika ular itu dikerubuti seperti selebritis. Sebagian anak bahkan tanpa takut meminta pemilik ular melingkarkannya di pundak sambil berfoto.

Adit, sang pemilik ular mengatakan sengaja melepas ularnya agar bisa berinteraksi dengan anak-anak. Pemuda berusia 32 tahun yang mengaku sebagai pelestari binatang ini bermaksud mengajarkan kepada anak-anak agar tidak takut pada ular. "Asal tidak diinjak," ujarnya.

Selain ular phyton, Adit dan teman-temannya juga kerap melepas ular jenis lainnya, juga iguana. Selain mempererat komunikasi sesama pelestari satwa, aktivitas ini juga diyakini menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk tidak membunuh satwa di alam liar. Apalagi populasi satwa, khususnya ular Cobra sudah memprihatinkan akibat perilaku manusia. Selain untuk dompet dan perhiasan, empedu ular banyak dikonsumsi untuk menambah vitalitas.

Keberadaan satwa-satwa tersebut sangat cocok dengan panorama SLG yang dikelilingi areal persawahan. Tak hanya mencecap keindahan alam, setiap pelancong bisa menguras lemak dengan berlari menyusuri jalanan SLG yang lebar dan ramah. Pemerintah daerah setempat memang melarang kendaraan melintasi areal tersebut setiap hari Minggu demi memberikan ruang publik yang nyaman. 

Jika tak kuat mengayunkan kaki, deretan becak gowes siap mengantar mengelilingi SLG dengan tarif Rp 10.00 per jam. Becak dengan desain enam penumpang ini dikayuh sendiri oleh penumpangnya dengan dilengkapi dua as roda. Dan perjalanan akhir pekan ini makin tuntas dengan segelas es kelapa dan nasi ampok yang dijajakan di sekitar SLG.

HARI TRI WASONO


Anda sedang membaca artikel tentang

Menikmati Wisata Satwa di Simpang Lima Gumul

Dengan url

http://gotravelovers.blogspot.com/2012/12/menikmati-wisata-satwa-di-simpang-lima.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Menikmati Wisata Satwa di Simpang Lima Gumul

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Menikmati Wisata Satwa di Simpang Lima Gumul

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger