Sandal Segoro Amarto Varian SBY

Written By Unknown on Selasa, 16 Oktober 2012 | 10.17

Sandal Segoro Amarto. TEMPO/Anang Zakaria

TEMPO.CO , Yogyakarta: Terinspirasi oleh bentuk logo Segoro Amarto, Sujadi, seorang pengrajin asal kampung Keparakan Kidul Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta membuat sandal khusus. Namanya pun sandal segoro amarto. "Baru buat 10 sampel," kata di bengkel kerajinan kulit miliknya, Senin, 15 Oktober 2012.

Segoro Amarto adalah sebuah gerakan yang diluncurkan oleh PemerintahK ota Yogyakarta pada 2011. Jargon itu merupakan singkatan ''Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyokarto''. Dengan logo gunungan yang terbentuk dari tiga garis berwarna merah dan kuning, gerakan ini mengajak masyarakat membangun kedisiplinan, kepedulian sosial, gotong royong, dan kemandirian.

Bentuk gunungan inilah yang mengilhami sandal buatan Sujadi. Ia manfaatkan bentuk gunungan itu menjadi model penutup kaki. Gunungan dilipat menjadi dua secara simetris kanan dan kiri. Agar terlihat lebih trendi, bagian tengahnya dimodifikasi dengan cara dipotong panjang dan dikaitkan kembali dengan kaitan tali. Sekilas bentuknya mirip sepatu.

Sandal itu dibuat dengan model hak tinggi (high heel). Alas sandal dibuat dari kombinasi kayu dan fiber yang terbalut kulit. Tinggi haknya 11 sentimeter dengan panjang sesuai ukuran kaki. "Tapi bisa sampai 15 sentimeter," katanya.

Untuk mempercantik tampilan sandal, Ketua Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera itu memahat permukaan kulit dengan motif batik. Termasuk lembaran kulit, yang terdiri dari potongan kecil memanjang, yang disusun yang melapisi alas sandal.

Ia mengatakan hampir seluruh bahan sandal Segoro Amarto berasal dari sisa produksi. Jika dihitung, nilainya tak lebih dari Rp 25 ribu. Diolah secara kreatif menjadi sandal yang unik, ia lantas menjual sandal ini dengan harga Rp 200 ribu per pasang. Sejak dibuat pada awal Oktober ini, pemesan sudah berdatangan dari sejumlah daerah di Indonesia. Dari Jawa Timur, Bekasi, Jakarta, Nusa Tenggara Barat, hingga Sulawesi. "Total pesanannya mencapai 10 ribu pasang," katanya.

Melalui sebuah konter penjualan di Jakarta, ia bahkan tahu sandal buatannya diminati di mancanegara. Singapura dan Cina di antaranya. "Kalau sudah di sana bisa sampai Rp 500 ribu per pasang," katanya.

Kampung Keparakan Kidul tersohor sebagai pusat kerajinan kulit di Kota Yogyakarta. Ada 50 perajin dengan 200 pekerja yang memproduksi sandal, sepatu, kulit, dan dompet dengan omset rata-rata mencapai Rp 2 miliar per bulan di kampung ini. Selain dipasarkan di sepanjang jalan Malioboro, produk mereka pun menembus pasar di luar Yogyakarta.

Tanpa meninggalkan ciri khas asal, kebanyakan sandal yang dibuat bermotif batik. Dari dipahat di atas lembaran kulit hingga ditulis dan dicap di atas kain. Sandal Segoro Amarto salah satunya. Karena motif batik itulah, sandal itu masuk varian SBY, alias Sandal Batik Yogya.

ANANG ZAKARIA

Terpopuler:
Menikmati Ragam Teh Sedunia di Solo
Cecap Menu Unik di Flores (Bagian 4) 
Karnaval Terbesar dan Pertama di Bontang 
Hari Terakhir Berburu Batik dan Kuliner di Senayan 
Festival Tanah Lot Segera Digelar
Pulau Morotai Akan Dijadikan Cagar Budaya


Anda sedang membaca artikel tentang

Sandal Segoro Amarto Varian SBY

Dengan url

http://gotravelovers.blogspot.com/2012/10/sandal-segoro-amarto-varian-sby.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sandal Segoro Amarto Varian SBY

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sandal Segoro Amarto Varian SBY

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger