Lambaian Maumere

Written By Unknown on Minggu, 02 Desember 2012 | 10.17

Artshop di Maumere (Nieke, Tempo)

TEMPO.CO , Jakarta:Sore awal November lalu saya tiba di Maumere, Nusa Tenggara Timur. Beberapa saat sebelum mendarat di Bandar Udara Frans Seda, dari jendela pesawat terlihat daratan dengan perbukitan dan laut yang biru. Itulah Pulau Flores, tempat Maumere berada. Ini pertama kalinya saya menjejakkan kaki di Maumere. Senja itu, udara di ibukota Kabupaten Sikka ini panas dan lembab, membuat saya lebih banyak menenggak air putih.

Pesawat mendarat dengan mulus di bandar udara yang kecil dan sesak oleh turis asing. Perjalanan seharian yang melelahkan itu berakhir. Dari Jakarta, butuh dua jam terbang untuk transit di Denpasar, Bali. Dari Pulau Dewata, perjalanan ke Maumere dilanjutkan dengan pesawat selama dua jam pula. Masukkan waktu untuk check in dan boarding ke dalam perjalanan, maka waktu seharian bukanlah hiperbola.

Tak ada taksi di sini. Kita mesti menyewa mobil. Biasanya hotel besar menyediakan fasilitas ini, termasuk Sea World Club and Diving, hotel tempat saya menginap. Jangan bayangkan Bali yang kota-kotanya memang sudah siap menjadi tujuan wisata. Sepanjang perjalanan dari bandara menuju hotel, kiri kanan rumah-rumah penduduk masih sangat sederhana. Terbuat dari papan kayu dengan atap seng atau rerumputan. Dan saat melewati pasar, saya menyaksikan penduduk menjajakan ikan laut di tepi jalan.

Tak sampai 20 menit, saya telah tiba di hotel yang letaknya persis di tepi pantai Waiara, salah satu tempat wisata Maumere. Hotel itu sekitar 11 kilometer arah timur pusat kota. Hotel ini terdiri dari sejumlah bungalow bergaya rumah tradisional Maumere. Terbuat dari kayu dan atap rumput jerami. Panas dan lembab diusir oleh pendingin ruangan. Kamar-kamarnya persis menghadap pantai.

Rata-rata hotel besar di tepi pantai memang menyediakan fasilitas seperti alat menyelam dan snorkeling, misalnya, Sea World Club dan Sao Wisata Hotel. Di Sea World Club and Diving, biayanya sekitar Rp 200 ribu untuk snorkeling. Untuk menyelam, biayanya sekitar Rp 700 ribu. Tak terlalu mahal untuk bisa menikmati Teluk Maumere, salah satu taman laut terindah di dunia dengan berbagai macam biota laut dan terumbu karang berwama-warni.

Sore itu saya memutuskan untuk berjalan-jalan di tepi pantai. Kaki telanjang saya merasakan sensasi geli ketika menginjak kerikil bercampur pasir kecoklatan dan gelitik busa percikan ombak. Langit memerah saga, matahari beranjak ke peraduannya. Saya menutup hari itu dengan menikmati berbagai macam hidangan ikan laut di rumah makan tepi pantai.

Baca Lengkap di KORAN TEMPO Minggu 2 Desember 2012

NIEKE INDRAWATI

Berita Terpopuler
Pelaku Wisata Desak Kereta Jaladara Dijalankan Lagi
7 Cara Meraup Uang Kala Liburan 
Mendorong Anak Lestarikan Permainan Tradisional
Jus Pare, Jajanan Jalanan Taipei
Serunya Nonton Pacu Anjing di Sawahlunto
Bedog Art Festival Raih Rekor MURI
Sarjana Kelautan Bersihkan Laut Bunaken  


Anda sedang membaca artikel tentang

Lambaian Maumere

Dengan url

http://gotravelovers.blogspot.com/2012/12/lambaian-maumere.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Lambaian Maumere

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Lambaian Maumere

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger