Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru

Written By Unknown on Kamis, 11 Oktober 2012 | 10.17

Kereta Api Ekonomi AC Gajah Wong. Foto: kereta-api.co.id

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jalur kereta api atau rel yang mati di Daerah Operasi 6 Yogyakarta-Jawa Tengah mencapai 258,6 kilometer. Panjang rel itu hampir menyamai jalur utama yang aktif yang mencapai 323, 26 kilometer. Sedangkan rel cabang yang aktif hanya 37,1 kilometer.

Jalur rel yang sudah tidak aktif antara Yogyakarta ke Parakan (Temanggungn Jawa Tengah) melalui Magelang sangat berpotensi diaktifkan kembali. Juga rel mati jurusan Yogyakarta-Palbapang (Bantul). Selain menjadi moda tranportasi, rel juga berpotensi untuk wisata kereta.

"Jika jalur itu dihidupkan kembali, bisa memberi alternatif moda transportasi darat. Juga untuk wisata kereta api," kata Eko Budiyanto, Kepala Humas PT Kereta Api Daeeah Operasi 6 Yogyakarta-Jawa Tengah, Senin, 8 Oktober 2012.

Sayangnya, untuk pengaktifan kembali ada banyak kendala. Meskipun jalur rel itu merupakan lahan negara dan milik PT Kereta Api Indonesia, saat ini sudah banyak banhunan berdiri di atasnya. Baik bangunan rumah, warung, toko maupun kantor.

Padahal, besi rel-rel yang berada di jalur itu mayoritas masih utuh. Namun, juga ada yang sudah rusak seperti di perlintasan jembatan Kali Putih di Magelang.

Bahkan, jumlah stasiun-stasiun yang sudah dialihfungsikan juga banyak. Ada yang menjadi kantor PKK, markas Komando Resor Militer (Koramil), sarana olah raga dan lain-lain.

Stasiun-stasiun kecil yang tidak berfungsi dan dialihfungsikan yang menuju ke arah Bantul adalah Stasiun Ngabean, Stasiun Dongkelan, Stasiun Winongo, Stasiun Cepit, Stasiun Pasar Bantul dan Stasiun Palbapang. Sedangkan stasiun yang berada di jalur ke arah Parakan adalah Stasiun Kutu, Stasiun Malti, Stasiun Beran, Stasiun Sleman, Stasiun Medari, Stasiun Tempel, Stasiun Tegalsari, Stasiun Muntilan, Stasiun Magelang Pasar, Stasiun Magelang Kota, Stasiun Payaman, dan Stasiun Secang.

Dari stasiun Secang jalur bercabang ke Parakan dan Ambarawa. Stasiun yang berada di lintasan menjuju ke Parakan adalah Stasiun Nguwet, Stasiun Guntur, Stasiun Temanggung, Stasiun Maron, Stasiun Kedu dan Stasiun Parakan. Stasiun yang berada di jalur Secang Ambarawa adalah Stasiun Brangkal, Stasiun Candiunggul, Stasiun Grabag, Stasiun Gemawang, Stasiun Bedono, Stasiun Jambu dan Ambarawa.

"Saat Pak Jusman Syafii Jamal menjabat Menteri Perhubungan berjanji akan menghidupkan jalur rel kereta api yang tidak berfungsi," kata Eko.

Jusman merupakan Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Maka, Kementerian Perhubungan sekarang diharapkan mulai mengkaji kemungkinan pengaktifan kembali rel-rel mati itu.

"Untuk pengaktifan itu harus ada kerja sama dengan Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api, dan pemerintah daerah," kata Eko.

Menurut Kuncoro Harto Widodo, untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api yang mati itu perlu kajian mendalam, yaitu soal teknis, sosial kemasyarakatan, dan ekonomi. Sebab, saat ini di jalur-jalur itu sudah banyak difungsikan untuk bangunan dan kegiatan massal, bahkan perkantoran.

MUH SYAIFULLAH

Berita Lainnya:
Menengok Kafe Tempat Kate Mencuri Hati William
Demi Pemakaman Pengasuhnya, William Batalkan Acara
Fakta Tentang Nobel Psikologi dan Kesehatan
Bjork Akan Rilis Album Remix
Komisi Hukum : Revisi Undang-Undang KPK Kadaluarsa
Hewan Kurban Diberi Obat Anti-Stress


Anda sedang membaca artikel tentang

Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru

Dengan url

http://gotravelovers.blogspot.com/2012/10/jalur-kereta-api-mati-potensi-wisata.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger