Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Kulonprogo Genjot Tumbuhnya Wisata Tradisi

Written By Unknown on Kamis, 03 Januari 2013 | 10.17

Para siswa Bernardinus College dan Grotius College mencoba belajar menari kuda lumping dan jathilan di Taman Satwa Yogyakarta, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (02/07/2012). Sebanyak 31 pelajar setingkat SMU dari Belanda mengikuti program Global Exploration dan mempelajari kebudayaan tradisional Indonesia, menjadi relawan konservasi satwa dan melakukan bakti sosial renovasi sekolah rusak di dusun Blubuk, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, Kulonprogo. TEMPO/Suryo Wibowo

Para siswa Bernardinus College dan Grotius College mencoba belajar menari kuda lumping dan jathilan di Taman Satwa Yogyakarta, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (02/07/2012). Sebanyak 31 pelajar setingkat SMU dari Belanda mengikuti program Global Exploration dan mempelajari kebudayaan tradisional Indonesia, menjadi relawan konservasi satwa dan melakukan bakti sosial renovasi sekolah rusak di dusun Blubuk, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, Kulonprogo. TEMPO/Suryo Wibowo

Selasa, 01 Januari 2013 | 17:52 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menargetkan untuk mengembangkan potensi wisata tradisi Waduk Sermo pada 2013. Potensi wisata tradisi yang dimaksud adalah tradisi kehidupan sehari-hari warga Kecamatan Kokap, yang merupakan kawasan waduk tersebut. Sebelumnya, potensi wisata yang dikembangkan adalah gelaran Sermo Art Festival, yang menggelar aneka seni tradisional, yang dilangsungkan sebulan dua kali sejak 2012.

"Kami akan evaluasi festival tersebut. Bagaimanapun, wisata tradisi warga menjadi target kami sejak awal. Tidak hanya pentas seni saja," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Joko Mursito, Selasa, 1 Januari 2013.

Tradisi warga di kawasan Bukit Menoreh yang diangkat, antara lain, tradisi penderes atau pemanjat pohon kelapa. Mayoritas mereka awalnya bekerja sebagai penderes. Namun kini banyak yang merantau sebagai pekerja pertambangan di Kalimantan. Juga wisata perkebunan durian karena kawasan tersebut dikenal sebagai penghasil durian khas Kulon Progo. Selain itu, akan dikembangkan wisata kuliner dan tradisi menggunakan lesung di waduk. Sehingga kawasan waduk juga bisa digunakan untuk permainan outbound.

Pemerintah juga berencana untuk menghidupkan kembali wisata warung apung di Sermo. Warung apung adalah semacam keramba di tengah waduk untuk lokasi wisata kuliner. Namun wisatawan harus naik perahu untuk dapat menuju ke sana. Wisata warung apung sempat ada pada 2000-2005. Namun, warung apung sepi sehingga surut hingga kini.

Joko mengatakan banyak yang mengeluhkan masih kurangnya potensi wisata waduk Sermo. Selama ini, Sermo lebih banyak mempromosikan potensi wisata alam yang berada di kawasan Bukit Menoreh itu. "Banyak yang berharap Sermo bisa dibuat seperti Kaliurang. Jadi banyak penginapannya," kata Joko.

Hanya, keinginan untuk membangun penginapan di sana terbentur dengan kewenangan Balai Besar Sungai Serayu dan Opak, yang membawahi pengelolaan Waduk Sermo. Sehingga, hanya potensi kesenian dan kebudayaan yang banyak dieksplorasi di sana. "Makanya kami membuat Sermo Art Festival. Itu pun tidak dianggarkan dalam APBD, melainkan atas dasar dukungan sponsor," kata Joko.

Warga Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Didik Sodikin, 45 tahun, mengatakan banyak potensi warga yang belum dimaksimalkan. Padahal, potensi tersebut bisa untuk meningkatkan dunia wisata Sermo. Misalnya, potensi budi daya jamur. Didik berharap, warga mendapat pelatihan cara mengolah jamur menjadi aneka makanan. Juga mengolah salak yang di sana rasanya asam menjadi manisan, sehingga tidak dibuang begitu saja seperti biasanya. 

PITO AGUSTIN RUDIANA


10.17 | 0 komentar | Read More

Film 5Cm Tingkatkan Jumlah Pendaki Semeru

Kamis, 03 Januari 2013 | 04:53 WIB

TEMPO.CO , Malang: Film 5Cm, yang diangkat dari novel berjudul sama, mempengaruhi tingkat pendakian ke Gunung Semeru. Selama tahun baru, jumlah pendaki Gunung Semeru mencapai 3 ribu jiwa. Mereka terdaftar di pos Ranu Pani Kabupaten Lumapang, pintu utama menuju jalur pendakian di gunung berketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut.

"Pendaki melonjak 100 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Ayu Dewi Utari, Rabu, 2 Januari 2013.

Sebagian besar pendaki, kata dia, merupakan pendaki pemula. Mereka terpengaruh, setelah menonton film maupun membaca novel karya Donny Dhirgantoro. Namun, pendaki diminta menyertakan surat keterangan dokter untuk memastikan para pendaki dalam kondisi prima. "Sejak akhir tahun usai pemutaran film 5 cm, pendaki terus berdatangan ke Semeru," ujarnya.

Meski pengunjung ramai, para pendaki tetap dilarang mendaki ke puncak. Pendaki dibatasi maksimal hingga Pos Kalimati di ketinggian 3.000 mdpl. Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, pendaki dilarang menuju kawasan kawah Jonggring Saloka. Karena aktivitas vulkanik meningkat dan membahayakan. Para pendaki diminta mematuhi aturan.

Sejumlah pendaki membandel dan menerobos naik ke puncak. Meski Balai Besar TNBTS melarang pendakian ke puncak. Bahkan beberapa bulan lalu, seorang pendaki tersesat selama empat hari. Saat ini, cuaca di Semeru sering turun hujan. Sehingga para pendaki diminta berhati-hati dan waspada. Serta membawa bekal dan bahan makanan sesuai kebutuhan. Terutama jas hujan dan pakaian tebal untuk mengusir suhu dingin.

Film 5 cm bercerita lima remaja yang menjalin persahabatan selama sepuluh tahun. Terdiri dari Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Shah) dan Ian (Igor Saykoji). Selama tiga bulan mereka tak berkomunikasi dan terpisah. Muncul kerinduan, mereka bertemu kembali dan merayakan pertemuan dengan sebuah perjalanan penuh impian dan tantangan.  Mereka berlima bermimpin mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi di Jawa pada 17 Agustus.

EKO WIDIANTO


10.17 | 0 komentar | Read More

Turis Perdana Tahun Kunjungan Jateng 2013 Disambut

Written By Unknown on Rabu, 02 Januari 2013 | 10.17

Selasa, 01 Januari 2013 | 11:41 WIB

TEMPO.CO, Surakarta - Institusi pemerintah dan komunitas pariwisata di Jawa Tengah menyambut kedatangan turis pertama tahun ini di Bandara Adi Sumarmo Solo, Selasa, 1 Januari 2013. Penyambutan itu dilakukan untuk menandai dimulainya tahun kunjungan wisata Jawa Tengah 2013.

Mereka menyambut penumpang Garuda Indonesia Airways dari Jakarta yang mendarat pukul 07.00 sebagai representasi turis domestik. Selain itu, mereka juga mengalungkan selendang batik kepada penumpang Air Asia dari Malaysia untuk mewakili turis internasional.

Kepala Dinas Pariwisata Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo, mengatakan bahwa tahun kunjungan wisata ini sudah dipersiapkan sejak dua tahun terakhir. Persiapan dilakukan dengan perbaikan destinasi maupun promosi yang dilakukan di sejumlah negara. "Kami yakin bahwa tahun kunjungan wisata ini mampu menembus target," katanya saat ditemui di bandara.

Selama setahun ke depan, pihaknya menargetkan mampu mendatangkan 25 juta wisatawan domestik dan 500 ribu wisatawan mancanegara. Hanya, jumlah tersebut ternyata tidak terpaut jauh dengan capaian pada setahun terakhir.

Menurut catatan Dinas Pariwisata Jawa Tengah, sejumlah 22,3 juta wisatawan domestik mengunjungi provinsi itu sejak Januari hingga Oktober 2012. Sedangkan jumlah wisatawan asing yang berkunjung mencapai 340 ribu.

Persiapan dalam menyambut tahun kunjungan wisata itu sudah dipersiapkan sejak 2011. "Kami memulainya dengan mempersiapkan destinasi unggulan wisata," kata Prasetyo. Setahun sesudah itu, pihaknya melanjutkan tahap persiapan dengan melakukan promosi.

Promosi tersebut dilakukan di sejumlah kota, seperti Jakarta dan Bali. Selain itu, mereka juga menggelar pameran pariwisata ke sejumlah negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Tiongkok. "Mulai saat ini, promosi sudah dihentikan karena sudah masuk tahap pelaksanaan," katanya.

Prasetyo mengungkapkan bahwa masih banyak pemerintah kabupaten yang kurang antusias dengan tahun kunjungan wisata ini. Hal itu terlihat dari kebijakan anggaran di bidang pariwisata tahun ini. "Terutama daerah yang memang tidak memiliki potensi wisata unggulan.

Sedangkan daerah yang telah memberikan anggaran cukup besar di bidang pariwisata jumlahnya mencapai 20 persen dari 35 kota/kabupaten di Jawa Tengah. Daerah tersebut merupakan daerah yang memiliki potensi wisata besar, seperti Semarang, Surakarta, Magelang, Cilacap, serta Purbalingga.

Sebenarnya, lanjut Prasetyo, daerah yang tidak memiliki destinasi pariwisata unggulan bisa berkreasi dengan memperbanyak event kesenian dan budaya. "Mereka harus kreatif sebab tahun kunjungan wisata ini sangat menguntungkan bagi pemerintah kota dan kabupaten," katanya.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia Surakarta, Hidayatullah Albanjary, menyebutkan bahwa Kota Surakarta telah siap menyambut kunjungan turis. "Surakarta memiliki fasilitas bagi wisatawan yang cukup lengkap," katanya.

Menurut dia, Surakarta tetap akan fokus pada kunjungan turis untuk kepentingan meeting, insentive, conference, dan exhibition. Sejumlah agenda pertemuan berskala nasional dan internasional sudah disiapkan untuk 2013 ini. Salah satunya adalah pertemuan para ahli lingkungan tingkat dunia yang akan membahas masalah toilet.

AHMAD RAFIQ


10.17 | 0 komentar | Read More

Kulonprogo Genjot Tumbuhnya Wisata Tradisi

Para siswa Bernardinus College dan Grotius College mencoba belajar menari kuda lumping dan jathilan di Taman Satwa Yogyakarta, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (02/07/2012). Sebanyak 31 pelajar setingkat SMU dari Belanda mengikuti program Global Exploration dan mempelajari kebudayaan tradisional Indonesia, menjadi relawan konservasi satwa dan melakukan bakti sosial renovasi sekolah rusak di dusun Blubuk, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, Kulonprogo. TEMPO/Suryo Wibowo

Para siswa Bernardinus College dan Grotius College mencoba belajar menari kuda lumping dan jathilan di Taman Satwa Yogyakarta, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Senin (02/07/2012). Sebanyak 31 pelajar setingkat SMU dari Belanda mengikuti program Global Exploration dan mempelajari kebudayaan tradisional Indonesia, menjadi relawan konservasi satwa dan melakukan bakti sosial renovasi sekolah rusak di dusun Blubuk, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, Kulonprogo. TEMPO/Suryo Wibowo

Selasa, 01 Januari 2013 | 17:52 WIB

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo menargetkan untuk mengembangkan potensi wisata tradisi Waduk Sermo pada 2013. Potensi wisata tradisi yang dimaksud adalah tradisi kehidupan sehari-hari warga Kecamatan Kokap, yang merupakan kawasan waduk tersebut. Sebelumnya, potensi wisata yang dikembangkan adalah gelaran Sermo Art Festival, yang menggelar aneka seni tradisional, yang dilangsungkan sebulan dua kali sejak 2012.

"Kami akan evaluasi festival tersebut. Bagaimanapun, wisata tradisi warga menjadi target kami sejak awal. Tidak hanya pentas seni saja," kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Joko Mursito, Selasa, 1 Januari 2013.

Tradisi warga di kawasan Bukit Menoreh yang diangkat, antara lain, tradisi penderes atau pemanjat pohon kelapa. Mayoritas mereka awalnya bekerja sebagai penderes. Namun kini banyak yang merantau sebagai pekerja pertambangan di Kalimantan. Juga wisata perkebunan durian karena kawasan tersebut dikenal sebagai penghasil durian khas Kulon Progo. Selain itu, akan dikembangkan wisata kuliner dan tradisi menggunakan lesung di waduk. Sehingga kawasan waduk juga bisa digunakan untuk permainan outbound.

Pemerintah juga berencana untuk menghidupkan kembali wisata warung apung di Sermo. Warung apung adalah semacam keramba di tengah waduk untuk lokasi wisata kuliner. Namun wisatawan harus naik perahu untuk dapat menuju ke sana. Wisata warung apung sempat ada pada 2000-2005. Namun, warung apung sepi sehingga surut hingga kini.

Joko mengatakan banyak yang mengeluhkan masih kurangnya potensi wisata waduk Sermo. Selama ini, Sermo lebih banyak mempromosikan potensi wisata alam yang berada di kawasan Bukit Menoreh itu. "Banyak yang berharap Sermo bisa dibuat seperti Kaliurang. Jadi banyak penginapannya," kata Joko.

Hanya, keinginan untuk membangun penginapan di sana terbentur dengan kewenangan Balai Besar Sungai Serayu dan Opak, yang membawahi pengelolaan Waduk Sermo. Sehingga, hanya potensi kesenian dan kebudayaan yang banyak dieksplorasi di sana. "Makanya kami membuat Sermo Art Festival. Itu pun tidak dianggarkan dalam APBD, melainkan atas dasar dukungan sponsor," kata Joko.

Warga Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Didik Sodikin, 45 tahun, mengatakan banyak potensi warga yang belum dimaksimalkan. Padahal, potensi tersebut bisa untuk meningkatkan dunia wisata Sermo. Misalnya, potensi budi daya jamur. Didik berharap, warga mendapat pelatihan cara mengolah jamur menjadi aneka makanan. Juga mengolah salak yang di sana rasanya asam menjadi manisan, sehingga tidak dibuang begitu saja seperti biasanya. 

PITO AGUSTIN RUDIANA


10.17 | 0 komentar | Read More

Bra Bag, Tentengan Wajib Saat Travelling

Written By Unknown on Selasa, 01 Januari 2013 | 10.17

Senin, 31 Desember 2012 | 04:03 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Sudah tiga tahun ini aktris Hollywood Jennifer Aniston menambah satu tentengan wajib dalam daftar kopernya saat melancong, yakni sebuah bra bag.

Sesuai dengan namanya, bra bag memang tas khusus untuk menyimpang padded bra agar ukuran dan lengkungan busanya tak rusak selama dalam perjalanan jauh.

Mengutip laporan Travelounge edisi Desember 2012, koper istimewa yang diciptakan Jane Webb, seorang pengusaha asal Kanada, memang sangat penting bagi pelancong perempuan yang peduli dengan penampilan yang prima.

Kesehatan penampilan seorang wanita memang sangat ditunjang oleh pakaian dalam yang ia kenakan. Bahan dan ukuran yang tepat dari sebuah pakaian dalam, terutama bara, menjadi dasar utama kenyamanan berbusana sepanjang hari.

Bra dengan ukuran yang benar-benar tepat merupakan isu yang sensitif bagi banyak perempuan. Terlebih, ada sebuah survei yang dikeluarkan pada Oktober lalu oleh Dabenhams, salah satu jaringan ritel busana dari Inggris, yang menyebutkan 78 persen perempuan ternyata mengenakan bra lebih kecil dari ukuran payudaranya karena keliru memahami ukuran pakaian dalam.

Survei tersebut juga menyebutkan ukuran bra yang paling laris pada 2010 adalah 34B. Namun pada tahun 2012, beralih menjadi bra berukuran tiga tingkat lebih besar, yakni 34DD. Diyakini, peningkatan tersebut bukan semata-mata larena wanita yang bertambah subur, melainkan karena pemahaman baru mereka mengenai bra dengan ukuran yang lebih tepat.

Perjalanan sejarah bra tak hanya mengalami peningkatan secara kualitatif dengan ditemukannya bra bag. Penutup dada yang akrab disebut kutang oleh generasi nenek kita itu pun bermetamorfosis sebagai pakaian yang tidak lagi berada di dalam dan rapat tertutup oleh baju yang dikenakan.

Jika selama ini ada bikini dan sport bra, yang selama sosial dimaklumi keberadaannya di ruang publik, terutama di sekitar laut dan kolam renang serta di panggung kontes kecantikan, kini bra juga menjadi busana panggung yang jamak dipakai para pesohor.

TRAVELOUNGE

Berita terpopuler lainnya:
Penyakit Lama Golkar Kambuh
'Rhoma Irama, Tokoh Pemersatu' 
Mourinho Takut dengan Kekuatan Juventus


10.17 | 0 komentar | Read More

Hotel dan Obyek Wisata Siapkan Acara Tahun Baru

Senin, 31 Desember 2012 | 04:32 WIB

TEMPO.CO , Yogyakarta: Tingkat hunian hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 90 persen hingga 100 persen. Bahkan banyak hotel yang menolak tamu di akhir Desember 2012 ini.

Pada malam pergantian tahun 2012 ke 2013, masing-masing hotel, baik yang kelas bintang maupun melati, banyak yang menyediakan paket malam tahun baru. Ada yang paket klasik, oriental, barat, dan budaya Jawa. Namun, pengelola hotel disarankan membuat paket yang masih berbau kultur Jawa.

"Sejak 24 Desember 2012 hotel sudah penuh," kata Deddy Pranowo Eryono, Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, 30 Desember 2012.

Dia menambahkan, hotel yang penuh ada di kota, tetapi di pinggiran kota masih ada kamar kosong untuk para tamu.

Pada setiap malam pergantian tahun dipastikan jalanan di kota Yogyakarta maupun jalan menuju ke lokasi wisata macet. Dia menyarankan para wisatawan dan warga memanfaatkan kendaraan umum. Jika hanya dekat dia sarankan wisatawan memanfaatkan sepeda onthel untuk berwisata.

Tarif kamar hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta selama musim libur akhir tahun ini dikenakan biaya tambahan dari 10 persen hingga 30 persen. Sebab, kenaikan harga bahan pokok untuk keperluan logistik hotel dibebankan kepada para tamu.

Untuk acara di malam tahun baru, Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta misalnya, pada malam pergantian tahun diadakan paket acara "Sparkling & Glamorous of A White New Year's Eve in Jogja". Harga paket Rp 500 ribu per orang.

"Ada penampilan grup band Seventeen, Violet, Soviana, DJ Ayu, modern dance, Interlude band, dan fashion show," kata Malika Hesty, Public Relation Hotel Royal Ambarrukmo.

Menurut Nur Hidayati Patminingsih, Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, wisata unggulan pada malam pergantian tahun baru dan libur akhir tahun di Sleman adalah Kaliurang, Candi Prambanan, wisata lahar, dan beberapa desa wisata.

"Pada malam pergantian tahun di obyek wisata Kaliurang ada orkes melayu dan pesta kembang api," kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Terpopuler:
Surakarta Sambut Wisatawan Pertama di Bandara Adi Soemarmo
Ogoh-ogoh Ramaikan Saparan Bekakak di Yogyakarta
La Piazza Pesta Tahun Baru ala Spongebob
Royal Dinner Ala Keraton Kasepuhan
Tersesat di Sempu 3 Hari, Pasangan ini Makan Daun
Turis yang Tersesat Masuk Ilegal ke Pulau Sempu


10.17 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger