Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Surakarta Susun Agenda Seni dan Budaya

Written By Unknown on Rabu, 31 Oktober 2012 | 10.17

Sungai Bengawan Solo meluap di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Januari 2008. TEMPO/Rohman Taufiq

TEMPO.CO , Surakarta: Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Surakarta saat ini tengah menyusun Calendar of Event yang berisi agenda seni budaya selama 2013. Selama beberapa tahun terakhir, mereka mencetak dan menyebarkan kalender itu setiap awal tahun.

Selama 2012, ini tercatat terdapat 43 kegiatan seni budaya yang masuk dalam kalender tersebut. Sedangkan untuk tahun depan jumlah agenda kegiatan seni diperkirakan bakal menyusut cukup drastis.

Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Surakarta, Budi Sartono, menyebutkan bahwa keberadaan kalender itu sangat penting. "Kalender ini menjadi rujukan bagi wisatawan yang akan datang ke Solo," kata dia.

Kalender tersebut berisi agenda kegiatan seni budaya, lengkap dengan tanggal pelaksanaan. Dia berharap, wisatawan bisa menyusun jadwal kunjungan ke Solo sejak awal tahun. "Penyelenggara kegiatan juga jadi tertantang untuk membuat perencanaan dengan lebih matang," kata Budi.

Hanya saja, selama tahun ini, beberapa agenda budaya yang dilaksanakan ternyata meleset dari jadwal yang sudah diterbitkan. "Pelaksanaannya mundur dari jadwal," katanya. Bahkan, beberapa diantaranya batal dilaksanakan. Hal itu membuat banyak wisatawan dan pengusaha pariwisata yang protes.

Budi menambahkan terpaksa akan memangkas jumlah agenda budaya yang akan dimasukkan ke dalam Calendar of Event tahun depan. "Kami hanya akan memasukkan kegiatan yang panitianya memiliki komitmen tinggi," katanya. Dia memperkirakan, hanya akan ada sekitar 27 agenda budaya yang masuk dalam kalender itu.

Menurut dia, kebanyakan kagiatan yang mundur atau gagal dilaksanakan kebanyakan adalah agenda yang diselenggarakan oleh pihak luar. "Mereka mengusulkan agar kegiatannya itu masuk dalam Calendar of Event," ujar dia. Kejadian itu membuat mereka harus menyeleksi ketat usulan-usulan yang masuk.

Salah satu agenda seni budaya yang gagal terselenggara adalah Solo International Ethnic Music. Selain itu, ada pula kegiatan Kreasi Anak Solo yang ternyata juga batal diselenggaran. "Tingkat kepercayaan wisatawan terhadap Calendar of Event bisa turun," katanya.

Salah satu anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Surakarta, Bambang Ari Wibowo, sepakat dengan langkah tersebut. "Namun, kami memiliki sudut pandang yang berbeda," kata Bambang.

Menurut dia pemerintah memang harus lebih fokus melakukan perbaikan tempat wisata daripada sibuk menggelar atraksi budaya. Banyak tempat yang potensial menjadi destinasi wisata, tapi belum tergarap. Penggarapan tempat wisata itu  lebih penting lantaran bisa dikunjungi oleh wisatawan kapan saja.

Bambang mencontohkan, nama Bengawan Solo ternyata sangat terkenal di sejumlah negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. Turis dari negara-negara itu banyak yang bertanya saat berkunjung ke Solo. Sayang, tidak ada satu tempat pun di tepi Bengawan Solo yang dianggap pantas untuk dipamerkan kepada wisatawan.

AHMAD RAFIQ

Terpopuler:
Borobudur Tempat Pertemuan Penulis Cerita Silat
5 Hal Unik di Pasar Geliting Maumere
6 Tempat Menarik di Maumere
Serayu Jadi Tujuan Favorit Burung Migran dari Cina 
Berkisah Tentang Flores Lewat Foto  


10.17 | 0 komentar | Read More

Berburu Jajanan Langka di Kaki Gunung Kerinci

Jajanan di Gunung Kerinci. TEMPO/Febrianti

TEMPO.CO, Jambi--Bila anda liburan sedang ke Kerinci, mendaki gunung, atau berwisata ke hamparan kebun teh Kayu Aro di kaki Gunung Kerinci, provinsi Jambi, jangan lewatkan mengunjungi Pasar Bedeng Delapan Kayu Aro yang hanya ada tiap hari Minggu.

Banyak jajanan unik yang dijual di tempat ini. Uniknya karena jenis jajanannya cukup banyak dan multikultural yang juga menggambarkan keragaman masyarakat di Kayu Aro di kaki gunung Kerinci.

Sebagian besar warga Kayu Aro berasal dari Jawa, yang datang sebagai kuli kontrak yang didatangkan Belanda saat perusahaan Belanda Namlodee Venotchaat Handle Verininging Amsterdam (NV HVA) membuka perkebunan ini pada 1928. Pasar ini juga sudah ada sejak zaman Belanda saat perkebunan teh mulai dibuka.

Mereka yang berasal dari Jawa lalu menetap di Kayu Aro. Sahingga tidak heran, bila jajanan tradisional Jawa yang sudah langka mudah dicari di pasar Bedeng Delapan Kayu Aro, seperti cenil, sengkulun, gemblung hingga tiwul.

Selain itu juga ada jajanan khas Minang seperti onde-onde, lamang golek, bakwan, dan pinukuik. Orang Minang juga banyak di Kayu Aro, karena Kayu Aro juga perbatasan antara Sumatera Barat dengan provinsi Jambi. Dan tentu saja ada jajanan khas kerinci, penduduk lokal. Jajanan khas Kerinci ini seperti dodol kentang dan sirup kulit kayu manis.

Cobalah masuk ke dalam pasar. ada banyak jajanan enak yang hanya dijual di atas meja-meja kayu di lapang-lapak. Ada si mbak yang menjual sengkulun, gemblung, tiwul dan cenil. Sengkulun dari tepung gaplek yang berwarna coklat tua itu ditaburi dengan kelapa parut dan dibungkus daun waru. Aroma daun warunya yang khas menambah nikmatnya menyantap sengkulun manis yang rasanya mirip nasi ini.

Makanan lainnya cenil yang merah jambu dengan siraman cairan gula merah juga dibungkus daun waru. Dan harganya amat murah, masing-masing satu porsi hanya Rp2 ribu.Sedangkan sepotong sengkulun dan gemblung harganya hanya Rop400 rupiah. Sengkulun ini lapis atasnya merahkjambu dan bawahnya putih. Terbuat dari tepung ketan dicampur kelapa dan gula lalu dikukus diatas daun pisang. Sedangkan gemblung dari beras ketan dicampur parutan kelapa lalu dikukus dan digoreng. Harganya hanya 500.

Banyak juga jajanan tradisional yang sudah langka masih dijual di Pasar ini, seperti berondong jagung yang dibulatkan sebesar bola tenis dan lengket karena dibalur gula tebu yang juga dibuat di Kayu Aro. Jajanan lainnya juga tak kalah unik, seperti sarang burung dari parutan ubi jalar, roti kukus, kue cucur dan ondol-ondol beras ketan berwarna pink serta ondol-ondol kacang merah.

"Ondol-ondol kacang merah ini yang paling khas Kayu Aro, karena terbuat dari kacang merah yang banyak ditanam di sini," ujar Mbak Ros penjual jajanan di Pasar Bedeng Delapan.

Ondol-ondolnya unik, sebesar bola golf, isinya kacang merah rebus yang digiling kasar, dicampur irisan guLa merah dan parutan kelapa. Lalu dipanaskan dan dibulatkan. Dibalur dengan larutan tepung beras dan digoreng. Sebuah ondol-ondol kacang merah yang sarat protein ini dijual tiga buah seharga Rp 1000.

Ada juga pecel khas Kayu Aro yang enak. Sayurnya terdiri dari daun singkong, mi kuning, irisan haus kol mentah, irisan daun kol yang direbus, toge dan irisan labu siam rebus yang disiram kuah kacang dan kerupuk ubi. Untuk mencari jajanan yang sudah langka, silahkan datang ke Pasap Bedeng Delapan Kayu Aro.

FEBRIANTI


10.17 | 0 komentar | Read More

Produsen Batik Semarangan Ciptakan Motif Khusus

Written By Unknown on Selasa, 30 Oktober 2012 | 10.17

Seorang perempuan menggoreskan canting berisi malam saat membatik pada Pameran Batik Warisan Budaya Dunia di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (24/7). ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO , Semarang: Pengusaha batik Semarangan menciptakan motif bernuansa daerah dengan beragam tema khazanah eksotis kota lama, hingga kisah legenda di masing-masing kelurahan, di ibu kota Jawa Tengah itu. "Kami ciptakan tiga motif, masing-masing ikon semarang, kelurahan, dan kuliner," kata Endah Purwanti, pemasaran produsen batik Semarang, kemarin.

Di antara tiga motif itu, ada yang bergambar gedung terkenal di Kota Atlas itu, seperti Lawang Sewu, Gereja Blenduk, dan Tugu Muda. Untuk motif kelurahan, lebih banyak yang bercorak geometris, dikaitkan dengan nama kelurahan di Kota Semarang, seperti Bubaan, Purwosari, yang dikenal sebagai penghasil batik. "Sedangkan motif kuliner bergambar makanan khas Semarang, seperti lumpia dan wingko babat," kata Endah.

Meski demikian, produsen batik Semarangan yang membuka sanggar pendidikan membatik itu tetap mempertahankan motif klasik, seperti parang dan ceplok, serta sejumlah motif flora dan fauna, seperti kupu-kupu dan aneka kembang.

Saat ini, ada 11 motif yang telah dipatenkan di Hak Atas Kekayaan Intelektual, yakni motif Lawang Sewu Ngawang, Cheng Ho neng Klenteng Asem Arang.

Rata-rata, hasil produksi batik Semarang 16 itu dijual dengan harga kisaran Rp 90 ribu-Rp 4,5 juta. Endah mengatakan bahwa saat ini omzet penjualannya mencapai Rp 40 juta per bulan, sebelumnya hanya kisaran Rp 30--35 juta. Selain membuka gerai di pusat kerajinan di Kota Semarang, galeri batik itu menjual produknya ke Singapura dan Filipina.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang, Nurjanah, menyatakan batik khas Semarangan sangat menarik bagi wisatawan. Dia menyambut baik kreativitas pengusaha batik yang terus berkembang. "Salah satu upaya kami adalah melibatkan pengusaha batik dalam kunjungan city tour turis asing dari kapal Eropa (yang berlabuh di Semarang)," kata Nurjanah.

Selain itu, dinas menetapkan sejumlah produsen batik Semarangan guna dijadikan tempat wisata batik. "Mereka tak hanya berbelanja batik, tapi juga bisa mencoba membatik langsung," katanya.

EDI FAISOL

Terpopuler:
5 Hal Unik di Pasar Geliting Maumere
6 Tempat Menarik di Maumere
Serayu Jadi Tujuan Favorit Burung Migran dari Cina 
Berkisah Tentang Flores Lewat Foto 
Tenun Ikat Asal NTT Segera Dipatenkan


10.17 | 0 komentar | Read More

Surakarta Susun Agenda Seni dan Budaya

Sungai Bengawan Solo meluap di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Januari 2008. TEMPO/Rohman Taufiq

TEMPO.CO , Surakarta: Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Surakarta saat ini tengah menyusun Calendar of Event yang berisi agenda seni budaya selama 2013. Selama beberapa tahun terakhir, mereka mencetak dan menyebarkan kalender itu setiap awal tahun.

Selama 2012, ini tercatat terdapat 43 kegiatan seni budaya yang masuk dalam kalender tersebut. Sedangkan untuk tahun depan jumlah agenda kegiatan seni diperkirakan bakal menyusut cukup drastis.

Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata dan Seni Budaya Kota Surakarta, Budi Sartono, menyebutkan bahwa keberadaan kalender itu sangat penting. "Kalender ini menjadi rujukan bagi wisatawan yang akan datang ke Solo," kata dia.

Kalender tersebut berisi agenda kegiatan seni budaya, lengkap dengan tanggal pelaksanaan. Dia berharap, wisatawan bisa menyusun jadwal kunjungan ke Solo sejak awal tahun. "Penyelenggara kegiatan juga jadi tertantang untuk membuat perencanaan dengan lebih matang," kata Budi.

Hanya saja, selama tahun ini, beberapa agenda budaya yang dilaksanakan ternyata meleset dari jadwal yang sudah diterbitkan. "Pelaksanaannya mundur dari jadwal," katanya. Bahkan, beberapa diantaranya batal dilaksanakan. Hal itu membuat banyak wisatawan dan pengusaha pariwisata yang protes.

Budi menambahkan terpaksa akan memangkas jumlah agenda budaya yang akan dimasukkan ke dalam Calendar of Event tahun depan. "Kami hanya akan memasukkan kegiatan yang panitianya memiliki komitmen tinggi," katanya. Dia memperkirakan, hanya akan ada sekitar 27 agenda budaya yang masuk dalam kalender itu.

Menurut dia, kebanyakan kagiatan yang mundur atau gagal dilaksanakan kebanyakan adalah agenda yang diselenggarakan oleh pihak luar. "Mereka mengusulkan agar kegiatannya itu masuk dalam Calendar of Event," ujar dia. Kejadian itu membuat mereka harus menyeleksi ketat usulan-usulan yang masuk.

Salah satu agenda seni budaya yang gagal terselenggara adalah Solo International Ethnic Music. Selain itu, ada pula kegiatan Kreasi Anak Solo yang ternyata juga batal diselenggaran. "Tingkat kepercayaan wisatawan terhadap Calendar of Event bisa turun," katanya.

Salah satu anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) Surakarta, Bambang Ari Wibowo, sepakat dengan langkah tersebut. "Namun, kami memiliki sudut pandang yang berbeda," kata Bambang.

Menurut dia pemerintah memang harus lebih fokus melakukan perbaikan tempat wisata daripada sibuk menggelar atraksi budaya. Banyak tempat yang potensial menjadi destinasi wisata, tapi belum tergarap. Penggarapan tempat wisata itu  lebih penting lantaran bisa dikunjungi oleh wisatawan kapan saja.

Bambang mencontohkan, nama Bengawan Solo ternyata sangat terkenal di sejumlah negara, seperti Malaysia, Singapura, dan Jepang. Turis dari negara-negara itu banyak yang bertanya saat berkunjung ke Solo. Sayang, tidak ada satu tempat pun di tepi Bengawan Solo yang dianggap pantas untuk dipamerkan kepada wisatawan.

AHMAD RAFIQ

Terpopuler:
Borobudur Tempat Pertemuan Penulis Cerita Silat
5 Hal Unik di Pasar Geliting Maumere
6 Tempat Menarik di Maumere
Serayu Jadi Tujuan Favorit Burung Migran dari Cina 
Berkisah Tentang Flores Lewat Foto  


10.17 | 0 komentar | Read More

6 Tempat Menarik di Maumere

Written By Unknown on Senin, 29 Oktober 2012 | 10.17

Artshop di Maumere (Nieke, Tempo)

TEMPO.CO, Maumere-- Maumere adalah ibu kota Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Dari Jakarta, sekitar dua jam perjalanan dengan pesawat untuk transit di Denpasar, Bali. Lalu dari pulau dewata itu, melanjutkan perjalanan ke Maumere dengan pesawat selama dua jam pula. Kota yang mayoritas penduduknya nasrani ini pernah dikunjungi Paus Yohanes Paulus II pada 1989. Ada beberapa tempat menarik bila Anda singgah di kota ini.

1. Bukit Nilo
Letaknya sekitar 5 km dari Maumere. Nama sebenarnya Desa Nilo, bukit Keli. Namun orang menjulukinya Bukit Nilo.Di atas bukit, ada patung Bunda Segala Bangsa, atau patung Maria. Tingginya sekitar 18 meter. Belum termasuk fondasinya yang setinggi 28 meter. Beratnya sekitar 6 ton. Patung ini dibuat pada 2005.

Tempat ini tak hanya menjadi wisata religi bagi kaum nasrani. Orang nonnasrani pun datang untuk menikmati panorama indah. Dari atas bukit Nilo, Anda bisa melihat seluruh kota Maumere. Biasanya orang datang untuk melihat matahari terbit di sini.

2. Gereja Tua Sikka
Bangunan gereja ini sudah bertahan lebih dari satu abad di Sikka Natar. Didirikan pada 1899 oleh misionaris dari tarekat Jesuit dengan bantuan raja Sikka. Bentuk dan corak bangunannya yang tradisional dari abad XVIII-XIX. Dindingnya dihias dengan lukisan motif tenun ikat Sikka.

3. Museum Bikon Blewut
Museum ini yang terbesar di Nusa Tenggara Timur. Letaknya 10 Km dari arah kota Maumere yang berada di Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero Kecamatan Nita Kabupaten Sikka. Bikon artinya lampau, blewut artinya sisa-sisa peninggalan masa lampau. Berbagai koleksi peninggalan bersejarah masa lampau ada di sini. Fosil, pakaian adat, perhiasan, benda-benda porselen, alat musik, tenunan, anyaman dan ukiran, dan fauna.

4. Pasar Geliting
Pasar tradisional di Maumere ini jangan dilewatkan. Anda bisa membawa buah tangan dengan harga lebih murah ketimbang beli di artshop. Tapi, Anda mesti lihai tawar-menawar dengan para pedagang di sini. Soalnya kadang mereka menaikkan harga dua kali lipat.

5. Wisata Bahari
Berbagai macam tempat diving dan snorkeling yang menyajikan keindahan alam dan kekayaan biota lautnya ada di Maumere dan sekitarnya. Juga pantai-pantai di kabupaten Sikka. Biayanya beragam. Snorkeling sekitar Rp 200 ribu, diving sekitar Rp 700 ribu. (Baca artikel: Lima Wisata Bahari di Maumere)

6. Watubelapi
Watubelapi adalah satu dusun yang warganya membudidayakan kain ikat tenun. Mereka membuat kain ikat tenun secara tradisional, dengan alat pemintal dari kayu. Proses perwarnaan dan pembuatan motifnya pun secara alami dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Pembuatan satu kain ikat tenun, melibatkan seluruh perempuan di dusun ini. Di sini, Anda bisa melihat proses pembuatan kain ikat tenun dari awal hingga akhir.

NIEKE INDRIETTA


10.17 | 0 komentar | Read More

Borobudur Tempat Pertemuan Penulis Cerita Silat

TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO , Jakarta:Para penulis novel cerita silat setahan air akan bertemu di komplek Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah Senin 29 Oktober 2012. Pembukaan pertemuan dilakukan Kepala Program Seni Pertunjukan Musik Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Juju Masunah di Pendopo Hotel Ambarukmo Yogyakarta, Ahad kemarin.

Sejumlah pemateri yang hadir antara lain penulis serial Gadjah Mada Langit Kresna Hariadi serta budayawan Mudji Sutrisno. "Pertemuan para penulis cerita silat ini akan menjadi forum berkelanjutan menghidupkan potensi wisata bagi Borobudur yang selama ini hanya berdiri sebagai sebuah situs," kata Juju.

Budayawan Muji Sutrisno menyebutkan, penyelenggaraan pertemuan penulis sengaja dipusatkan di Borobudur untuk menjadi magnet bagi dunia internasional dalam merespon peringatan 40 tahun konferensi heritage internasional UNESCO yang satu diantaranya membicarakan Borobudur.

Satu peserta dan pemateri acara itu Langit Kresna Hariadi berjanji akan membuka blak-blakan perjalananya menelurkan serial Gadjah Mada. Selama ini penjualan serial ini dianggap fenomenal.

Di satu sisi, keberhasilannya lewat buku itu, memunculkan pertanyaan dalam dirinya mengenai sejarah Gadjah Mada. "Di satu sisi saya merasa seperti tertuduh," kata dia.

Panitia Kegiatan Dorothea Rosa Herliany mengungkapkan kegiatan nantinya diikuti 100 penulis cerita silat se-Indonesia. Festival literasi ini dipadukan dengan seni budaya dengan kegiatan utama Writers Forum dan Seminar  dan  Pesta Seni Budaya. "Tapi inti dari kegiatan ini adalah wadah musyawarah bagi para penulis cerita silat, dengan budayawan dan tokoh sejarah serta arkeolog. Ada 70 penulis cerita silat yang akan terlibat," kata Rosa.

PRIBADI WICAKSONO

Berita Terpopuler
Pemuda Bersihkan Sampah di Kanal Banjir Timur
Hasil Psikotes, Ternyata Sudirman Hanya Stres 
Terduga Teroris Palmerah Diincar Selama Sepekan
Polisi Geladah Warnet Terduga Teroris di Bogor
Ibu Kandung Terduga Teroris Palmerah Misterius
Tiang Listrik Jatuh, Jalan di Depok Lumpuh  


10.17 | 0 komentar | Read More

LIma Wisata Bahari Maumere

Written By Unknown on Minggu, 28 Oktober 2012 | 10.17

Buruh pelabuhan memuat barang untuk kapal yang akan berangkat menuju Maumere di Pelabuhan Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (22/1). Cuaca cerah hari ini, membuat seluruh aktifitas di pelabuhan tersebut kembali normal. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Kota Nyiur Melambai ini mempesona dengan keindahan pantai dan lautnya yang bersih, berpasir putih, dan kekayaan biota lautnya. Kebanyakan turis-turis Eropa yang berkunjung ke sini mesti merogoh kocek dalam-dalam. Tapi, bila Anda hendak berkunjung ke sana, ini beberapa lokasi wisata bahari yang bisa dikunjungi.

1. Taman laut Teluk Maumere
Ini salah satu taman laut terindah di dunia dengan berbagai macam biota laut dan terumbuh karang berwama-warni yang menghiasi alam bawah lautnya. Pantai Waiara terletak 11 km arah timur Kota Maumere. Beberapa tempat yang menyediakan fasilitas seperti alat diving dan snorkeling misalnya Sea World Club dan Sao Wisata Hotel. Di Sea World Club and Diving, biayanya sekitar Rp 200 ribu untuk snorkeling. Untuk diving, biayanya sekitar Rp 700 ribu. Anda juga bisa menikmati panorama matahari tenggelam (sunset) di tepi Pantai Waiara.

2. Pantai Kajuwulu
Letaknya 24 km arah barat Kota Maumere. Tanjung yang dikelilingi bukit-bukit. Mata dimanjakan dengan pemandangan pantai yang penuh dengan pasir putih. Air lautnya yang jernih sangat cocok untuk berenang dan snorkeling.

3. Pulau Kambing dan Pulau Pangabatang
Ini adalah dua pulau berpasir di depan Teluk Maumere. Panoramanya indah dengan pasir putih serta terumbu karang. Kerap jadi tujuan terbaik bagi para peselam dan pencinta bahari. Setiap hari perahu motor pergi-pulang dari Pelabuhan Sadang Bui ke Pulau Kambing. Untuk sampai ke sana hanya butuh waktu satu setengah jam. Sementara untuk menuju Pulau Pangabatang dapat menggunakan perahu motor melalui Nangahure.

4. Paga dan Wolowiro
Letaknya sekitar 40 sampai 50 km arah selatan Kota Maumere pada lintasan jalan menuju Ende. Anda bisa menikmati keindahan pantai berpasir putih dengan bentangannya yang panjang di Pantai Paga. Dari Pantai Paga, Anda bisa melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Wolowiro. Di sini, ada sebuah pantai berpasir putih dengan terumbu karang menghiasi air lautnya. Namanya Pantai Koka. Mumpung di sini, mampir sekalian ke kampung bernama Mau Lo''o untuk melihat rumah adat Lio.

5. Wairterang
Jaraknya 31 km arah timur Maumere jalan menuju Larantuka. Beberapa cottage di sekitar pantai menyediakan fasilitas diving dan snorkeling. Di perairan Wairterang ada sebuah kapal Jepang peninggalan Perang Dunia II. Ini menjadi situs selam yang diminati. Selain itu, Anda bisa menikmati terumbu karang dan biota laut yang beragam.

NIEKE INDRIETTA | BERBAGAI SUMBER

Berita Terpopuler
Bandung Kebanjiran Turis
Festival Dago Pojok Digelar 15 Jam
Apa Itu Wisata Ziarah
Bakal Candi Terbesar di Bali Ditemukan
Tas Tradisional Papua Terancam Punah
Hanya Ada 1 Sail pada 2013: Sail Komodo
Jakarta Akan Gelar Kirab Budaya
12 Kota yang Ramah Sepeda


10.17 | 0 komentar | Read More

Fashion Art Carnival Digelar di Tenggarong

Dua tiang jembatan yang masih tersisa menyusul Jembatan Tenggarong ambruk ke Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, (26/11). ANTARA/Amirullah

TEMPO.CO, Tenggarong -Pemerintah Kutai Kartanegara untuk pertama kalinya menggelar Fashion Art Carnival, Sabtu 27 Oktober 2012. Ini adalah karnaval yang menampilkan karya busana mirip Jember Fashion Carnaval di Jember Jawa Timur. Karnaval ini digelar di jalan utama Kota Tenggarong sepanjang tiga kilometer.

"Ini kali pertama di Kalimantan Timur, Pemkab Kutai Kartanegara bekerjasama dengan JFC dalam rangkaian hari ulang tahun Kota Tenggarong ke-230 tahun," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sri Wahyuni, Sabtu, 27 Oktober 2012.

Sebagai ketua panitia Sri Wahyuni mengungkapkan dari 89 peserta karnaval, 60 diantaranya pelajar SLTA di Kabupaten Kutai Kartanegara. Selebihnya diikuti para penggiat seni.

Parade Fashion On The Street ini dilepas oleh Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari. Pelepasan dilakukan di halaman kantor bupati, Sabtu siang. Warga Tenggarong tampak antusias menyaksikan dengan menonton di pinggir jalan. Yang membuatnya menarik adalah fashion setiap peserta yang tak lazim namun menarik dan indah.

Para peserta karnaval tetap mengedepankan seragam budaya lokal seperti pakaian hudoq. Namun kali ini dimodifikasi namun tetap layak untuk peragaan fashion.

Sementara itu, Bupati Rita Widyasari mengaku sangat tertarik dengan penampilan setiap para peserta. Dalam pidatonya, Rita meminta agar acara Kukar Fashion Art Carnival menjadi agenda tahunan.

"Kalau bisa dijadikan agenda tahunan, untuk tahun ini memang belum terlihat animo warga karena mungkin tidak tahu agendanya. Tapi untuk tahun depan saya minta diupayakan semeriah mungkin dan diketahui seluruh warga," kata Rita Widyasari.

FIRMAN HIDAYAT


10.17 | 0 komentar | Read More

Masak Tongseng Massal Jadi Rekor Nasional

Written By Unknown on Sabtu, 27 Oktober 2012 | 10.17

TEMPO/Heru CN

TEMPO.COBantul - Ratusan wajan dan kompor gas berjejer rapi memenuhi setengah kilometer jalan raya di belakang Masjid Najmu Barokah, Desa Bawuran, Kecamatan Pleret, Bantul seusai Shalat Ied Jumat 26 Oktober 2012. Jalan raya yang membelah dusun Bawuran I dan Bawuran II itu disulap oleh ribuan warga menjadi dapur umum untuk mengolah daging dari 100 ekor kambing dan seekor sapi kurban yang baru saja disembelih.

Masak tongseng massal ini melibatkan semua warga dari dua kampung yang terletak tak jauh dari sentra warung sate klatak yang terkenal enak  tersebut. Mereka berjibaku menyelesaikan proyek kilat, mengubah daging 100 ekor kambing kurban menjadi tongseng nikmat hanya dalam waktu tak kurang dari lima jam.

Mereka mulai bekerja seusai Sholat Ied. Tak kurang dari 361 wajan berisi tongseng kambing sudah mulai disiapkan sejam sebelum masuk sholat Jumat. Proses penyembelihan kambing dan pemotongan daging pun berlangsung kilat. Warga laki-laki dari 12 Rukun Tetangga di sana  hanya perlu waktu satu jam untuk merajang semua kambing kurban menjadi potongan daging kecil siap masak. "Panitia juga baru merencanakan acara ini lima hari lalu," kata Suripto, warga kampung Bawuran yang menjadi koordinator acara itu, sambil mengusap keringatnya.

Pada jam 11 siang, jalan raya yang terletak satu kilometer dari kantor Desa Bawuran tersebut sudah penuh kepul asap beraroma pekat daging kambing. Puluhan meja berisi hidangan nasi dan tongseng sudah tersiap rapi. Tak lupa, warga menyiapkan banyak semangka untuk santapan pelengkap. "Buat penawar efek makan daging," ujar Suripto.

Tempo sempat mencicipi hasil masakan dapur umum daging kurban ini. Karena jumlah piring terbatas, sebagian pengunjung menikmati tongseng dengan wadah daun pisang. Di bawah terik panas matahari, tongseng hasil masak massal selama tiga jam itu pun tetap terasa maknyus.

Menurut Suripto, untuk kegiatan ini, warga Bawuran hanya menyediakan tenaga dan alat masak. Hewan kurban yang mereka sembelih merupakan sumbangan yang disalurkan oleh Dompet Dhuafa. Setiap RT, kata dia, mengerahkan semua warganya untuk menuntaskan pekerjaan dalam rangka  memecahkan rekor MURI tersebut.Pesta tongseng macam ini baru pertama kali diadakan di kampung itu.

Khusus tim masak, setiap RT mengerahkan koki terbaiknya. Setiap tim inti terdiri dari  26 ibu rumah tangga. Untuk bumbu, setiap kelompok masak dari masing-masing RT hanya butuh Rp 60 ribu.

Aryani Siregar, Deputi Manager Museum Rekor Indonesia (MURI) memastikan pesta masak ini berhasil memecahkan rekor untuk masak tongseng massal dengan peserta dan jumlah kuali atau wajan terbanyak. Ada 2.500 peserta dan 361 kuali di acara masak tongseng massal itu.

Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ismail Said, yang ikut menghadiri kegiatan ini mengatakan 100 kambing yang disembelih warga Bawuran melengkapi 17.000 hewan kurban yang berhasil disalurkan oleh lembaganya pada hari pertama Idul Adha. "Target kami ada 30.000 hewan kurban yang tersalur sampai Senin depan," ujar dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita Terpopuler:
Keponakan Miranda Goeltom Gedor Penjara KPK  
Cicak vs Buaya Memanas Lagi, Kini Polri Gugat KPK 
Dirut RNI siap Ungkap Anggota DPR Peminta Upeti
Dua Hakim Agung Berseteru, Ada Pengusaha Terlibat? 
Berapa Jokowi Kurban? Riya, Tak Perlu Disebut


10.17 | 0 komentar | Read More

Jawa Tengah Kekurangan 800 Pramuwisata

Pulau Cemara Besar, Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. DOK/TEMPO/Agung Pambudhy

TEMPO.CO , Semarang: Tahun depan Provinsi Jawa Tengah akan menggelar pergelaran berupa Jateng Visit Year 2013. Namun, saat ini provinsi itu masih kekurangan 800 orang pemandu wisata atau pramuwisata.

"Idealnya, guide berjumlah 1.000 orang tapi saat ini kami baru memiliki 200 pramuwisata yang tersebar di 35 kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prasetyo Ariwibowo, Jumat, 26 Oktober 2012.

Prasetyo mengatakan jumlah pemandu wisata di Jawa Tengah masih sangat minim akibat kecilnya anggaran untuk memperbanyak pemandu wisata. Kata dia, sejak 2011, anggaran untuk menambah pemandu hanya dengan kuota 80 orang.

Pada saat yang sama, pemerintah tingkat kabupaten/kota juga belum memberikan perhatian secara baik terhadap keberadaan pemandu wisata. "Belum pernah ada Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mengalokasikan anggaran untuk guide," kata Prasetyo.

Masalah lain dalam Visit Jateng Year adalah terkait infrastruktur. Di Pulau Karimunjawa, Jepara, yang memiliki wisata kawasan laut ternyata terkendala transportasi. Sebenarnya di pulau itu ada Bandara Dewandaru, tapi masih kecil sehingga pesawat berbadan besar tak bisa mendarat.

Di Jawa Tengah ada 266 obyek wisata. Namun, Prasetyo mencatat obyek yang bisa dijual hanya 70 obyek. Saat ini, Jawa Tengah mulai mempromosikan program Visit Jateng Year 2013.

Dari postur anggaran pariwisata Jawa Tengah yang tercantum dalam RAPBD 2013, anggaran promosi pariwisata diusulkan sejumlah Rp 9,615 miliar. Anggaran itu untuk peningkatan kualitas promosi dan informasi pariwisata Rp 2,985 miliar, pelaksanaan informasi pariwisata Jawa Tengah Rp 1,250 miliar, pelaksanaan promosi pariwisata dalam negeri Rp 4,630 miliar dan analisa pasar promosi pariwisata sebesar Rp 750 juta.

ROFIUDDIN

Berita lain:
Festival Dago Pojok Digelar 15 Jam
Apa Itu Wisata Ziarah
Bakal Candi Terbesar di Bali Ditemukan
Tas Tradisional Papua Terancam Punah
Hanya Ada 1 Sail pada 2013: Sail Komodo


10.17 | 0 komentar | Read More

Bandung Kebanjiran Turis

Written By Unknown on Jumat, 26 Oktober 2012 | 10.17

Sejumlah pengunjung menikmati suasana Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu, Kab. Bandung, Jabar, Jumat (24/8). ANTARA/Fahrul Jayadiputra

TEMPO.CO , Bandung: Di masa liburan panjang dan Lebaran Haji akhir pekan ini, Bandung kebanjiran turis lokal dan asing. Hampir seluruh hotel mulai kelas melati sampai berbintang rata-rata telah terisi 90 persen.

"Mereka menginap sejak Jumat hingga Minggu," kata Ketua Himpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muhtar, Kamis, 25 Oktober 2012.

Menurut Herman, umumnya pemesanan kamar hotel di Bandung sejak 1-2 pekan sebelumnya. "Mereka tahu kalau long weekend di Bandung susah cari hotel," katanya.

Begitu pula hotel-hotel di luar Bandung, seperti di lokasi wisata Pantai Pangandaran. Walau tarifnya melonjak dua kali lipat, kata dia, hotel-hotel di sana relatif penuh.

Tarif hotel di Bandung juga terkerek di masa libur panjang. Menurut Humas Hotel Aston Braga, Marlya, tarif kamar hotel dari biasanya sekitar Rp 600 ribu menjadi sekira Rp 800 ribu per hari. Sedangkan kondotel untuk keluarga menjadi Rp 1,3 juta dari harga biasa Rp 900 ribu per malam.

"Dari total 160 kamar, 90-95 persen terisi dari Jumat hingga Minggu," ujarnya.  Kebanyakan turis berasal dari Jakarta, juga Malaysia.

Berdasarkan data Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Bandung, jumlah hotel kini sedikitnya ada 250 unit dengan total 11 ribu  kamar. Membanjirnya turis yang menginap di hotel, kata Herman, meningkatkan sektor pariwisata daerah. Apalagi di Bandung, khususnya, saat ini terjadi perang tarif kamar di hari kerja (weekdays). "Sampai ada biro perjalanan turis yang menyebutkan tarif hotel di Bandung paling murah di dunia," katanya.

Kondisi seperti itu, ujar Herman, di satu sisi bagus karena bakal lebih banyak menarik wisatawan datang ke Bandung. Namun perang tarif juga harus sesuai kelas hotel.  "Saya sudah dapat keluhan ada hotel bintang lima yang tarifnya Rp 450 ribu per hari," katanya.

Akhir bulan ini, PHRI akan membahas perang tarif itu dengan pengelola hotel berbintang 5 di Bandung.

ANWAR SISWADI

Berita lain:
Hambatan Ide Kampung Susun Jokowi
Alfred Ridl Gagal Jadi Pelatih Kepala Timnas
Dahlan Iskan Siap Jelaskan Dugaan Korupsi PLN 
Nasib GKI Yasmin Masih Tak Menentu 
Polisi Periksa 4 Saksi Terkait Janda Thiolina  


10.17 | 0 komentar | Read More

Nikmatnya Katupek Gulai Paku Puncak Kiambang

Katupek Gulai Tunjang. TEMPO/Febrianti

TEMPO.CO , Padang:Kalau Anda menempuh perjalanan dari Padang ke Bukittinggi, jangan lupa singgah di puncak Kiambang di Jalan Raya Padang -Bukittinggi kilometer 43. Di Puncak Kiambang setelah Pasar Sicincin ini ada warung kecil sebelah kiri jalan yang menjual katupek gulai paku. Katupek gulai pakunya lezat sekali. Paku dalam bahasa Minang adalah daun pakis yang muda. Nama warungnya Katupek Puncak Kiambang Asli Ajo Uniang.

Walau warungnya kecil, pengunjung yang datang tak hentinya sehingga tidak ada jeda istirahat bagi pasangan Amrizal Datuk Langso dan Farida yang mengelola tempat ini sejak 12 tahun lalu. Seperti pengelola warung ini yang berasal dari Pariaman, katupek gulai paku ini juga masakan asli Pariaman.

Menu yang dijual di warung ini selain katupek gulai paku, ada Soto Padang dan es kelapa muda. Saya memesan sepiring katupek gulai paku dan es kelapa muda. Walau ramai, layanannya cepat. Dalam waktu tak lama, sepiring katupek gulai paku dan segelas es kelapa muda sudah terhidang di meja.

Ketupat dengan siraman gulai paku dengan kuah hijau kekuningan itu tampak menggugah selera. Di lengkapi dengan sebutir telur rebus dan di atas siraman gulai paku ada taburan kerupuk singkong. Pengunjung yang lain terlihat menambahkan sebungkus paru goreng yang terhidang di meja. Agak janggal, karena biasanya paru goreng ini untuk pelengkap makan soto Padang.

Tetapi saya mencobanya juga. Ternyata, ini yang membuat rasa katupek gulai pakunya menjadi lebih gurih.

Ketupatnya masih hangat dan tidak terlalu keras juga tidak terlalu lembek. Gulai pakunya juga enak,. Semuanya dari daun pakis yang muda dan digulai dengan santan yang kekentalannya juga pas. Aroma asam kandis tercim samar. Syarat membuat gulai paku ini memang harus pakai asam kandis. Ini jenis asam dari kulit jeruk yang dikeringkan hingga warnanya cokelat tua.

Walaupun pakai cabe rawit, pedasnya juga tidak menggigit karena dipadu dengan kuah santan yang kental. Sepiring katupek gulai paku yang ditambah paru goreng ini memang istimewa. Paru goreng yang renyah dan kriuk memperkaya rasanya.

Dan segelas es kelapa muda menjadi pelengkap yang sempurna untuk sarapan pagi kali ini. Es kelapanya dari kelapa hijau yang muda, daging kelapanya juga masih lunak. Es kelapa ini menjadi lebih segar karena diberi sedikit jeruk nipis peras.

Seporsi katupek gulai paku ini harganya Rp7 ribu, sedangkan sebungkus paru goreng Rp7 ribu dan segelas besar es kelapa muda juga Rp7 ribu.

"Kami buka sampai malam, kalau malam banyak yang pesan soto, sedangkan pagi dan siang banyak yang makan ketupat," kata Farida. Katupek gulai paku di tempat ini memang sudah kondang. Sehingga selalu saja ada kendaraan pribadi yang mampir di warung pinggir jalan ini.

Seorang pengunjung warung, Tisnawati, mengatakan tiap ada kesempatan lewat jalan ini ia selalu mampir ke warung ini.

"Kalau lewat malam pun saya sempatkan makan di warung ini. Saya suka ketupatnya. Walaupun belinya sudah malam, ketupatnya tetap hangat. Soto dan es kelapanya juga enak," kata Tisnawati, yang bekerja menjadi pegawai negeri sipil di Batusangkar.

FEBRIANTI

Berita lain:
Ada Kampung Lontong di Surabaya
Dari Halal hingga Makanan Yahudi
Lidah Indonesia di Emirates Airline
Masakan Berbahan Singkong Bisa Naik Kelas 
Kopi Gajah Kalahkah Kopi Luwak  


10.17 | 0 komentar | Read More

Apa Itu Wisata Ziarah

Written By Unknown on Kamis, 25 Oktober 2012 | 10.17

Orang-orang sedang berziarah di makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. dok. TEMPO/Dahlan RP

TEMPO.CO , Jakarta: Wisata ziarah atau pilgrimage tourism adalah wisata atau traveling yang dilakukan individu atau kelompok untuk tujuan ziarah atau untuk menjalankan bagian dari kepercayaan spiritual atau agamanya, untuk misionari, atau untuk kesenangan spiritual.

Menurut data World Tourism Organization, situs-situs ziarah masih menjadi tujuan utama para wisatawan seluruh dunia. Setiap tahun sekitar 330-350 juta wisatawan dari berbagai macam agama dan kepercayaan mendatangi situs-situs ziarah di seluruh dunia.

Dari ritual Haji ke Mekah bagi Muslim, hingga ritual penyucian diri dengan mandi di Sungai Gangga bagi umat Hindu India.

Satu bentuk baru dari wisata ziarah adalah secularism tourism atau wisata sekuler, yakni wisata ziarah yang bukan berdasarkan motif agama atau kepercayaan adat, tetapi karena latar belakang ikatan spiritual, kekaguman, dan popularisme.

Seperti para penggemar Lady Diana menaruh karangan bunga di Istana Buckingham di setiap hari peringatan kematiannya. Atau kalau di Indonesia, para penggemar penyanyi Nike Ardilla selalu melakukan ritual tabur bunga di hari peringatan kematian Nike untuk mengenang sosoknya. 

WAHYUANA

Berita lain:
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 1)
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 2)  
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 3)  
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 4)  


10.17 | 0 komentar | Read More

Tenun Ikat Asal NTT Segera Dipatenkan

Tenun ikat khas Nusatenggara Timur pada Gelar Kain Khas Nusantara. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Kupang  - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) akan mempatenkan hak cipta tenun ikat dari puluhan ribu penenun yang ada di daerah itu.

"Kami akan patenkan tenun ikat khas NTT ini," kata Ketua Dekranasda NTT, Lusia Lebu Raya kepada Tempo di Kupang, Rabu, 24 Oktober 2012.

Dekranasda, menurut Lusia, masih menginventarisir jumlah pengrajin tenun ikat serta beragam motif tenun ikat dari berbagai daerah dengan mencari tahu siapa pembuatnya dan sejarah tenun ikat itu. "Kami masih inventarisir jumlah dan penenunnya," kata Lusia.

Dia mengaku agak kesulitan, karena motif tenun ikat dari setiap kabupatehn dan kota di NTT sangat beragam dan jumlahnya cukup banyak. Misalnya, di Kabupaten Alor, terdapat 80 motif tenun ikat, sehingga harus dicari tahu siapa pembuatnya dan apa kisah dari motif itu. "Ini merupakan syarat-syarat yang harus di penuhi untuk hak paten," katanya.

Namun, dia menjamin tenun ikat asal NTT tidak akan di jiplak oleh pihak lain, karena sudah ada kesepakatan (MoU) dengan kementrian hukum dan HAM. Berdasarkan inventarisir Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT, ada 52 ribu penenun yang hak cipta tenun ikatnya belum di patenkan.

Internasional Intitute for Asian Studies Leiden Netherland, Yetti Haning mengatakan walaupun tenun ikat di NTT belum di patenkan, namun Unesco telah mengakui tenun ikat NTT sudah menjadi budaya daerah. "Tenun ikat diakui Unesco sebagai budaya masyarakat NTT," katanya.

YOHANES SEO

Terpopuler:
12 Kota yang Ramah SepedaLomba Penulisan Ekspedisi Takabonerate Digelar
Kineruku, Taman Bacaan di Kota Romantis
Relief Arjuna Wiwaha Masuk Museum Probolinggo
Kuningan Gelar Lomba Permainan Tradisional Anak


10.17 | 0 komentar | Read More

Trusmi, Pusat Batik dan Cendera Mata Cirebon

Written By Unknown on Rabu, 24 Oktober 2012 | 10.17

Batik Cirebon. TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO.CO , Cirebon: Ziarah ke Cirebon, tentunya tak afdol jika pulang tanpa membawa oleh-oleh.  Sekitar lima kilometer dari pusat kota, terdapat Kampung Trusmi, Kecamatan Weru, yang terkenal sebagai pusat batik dan cendera mata Cirebon.

Kehadiran Trusmi tak lepas dari jejak Sunan Gunung Jati. Kehadiran Ki Gede Trusmi, pengikut setia Sunan Gunung Jati di abad 16, yang menyebarkan Islam sembari mengajarkan seni membatik kepada warga setempat membuat Trusmi popular hingga kini.

Batik Trusmi mempunyai beragam motif seperti mega mendung, paksinaga liman, patran keris, patran kangkung, singa payung, singa barong, banjar balong, katewono dan gunung giwur. Batik Cirebonan lebih luwes, atraktif, dan kaya warna, dibanding dengan batik dari Yogyakarta atau Solo. 

Di sepanjang jalan utama Trusmi Wetan, Trusmi Kulon, dan Jalan Panembahan, berdiri aneka kios dan studio membatik. Wisatawan juga dapat melihat langsung proses membatik dari batik cap hingga batik tulis. Aneka cendera mata dan jajanan khas Cirebon tersedia di sini.

"Di sini harganya lebih murah daripada di toko," ujar Edi, pemilik galeri batik Edi Baredi di Jalan Panembahan Utara, Trusmi, Cirebon, yang juga galeri batik langganan ibu negara, Ani Yudhoyono.

Makam Ki Gede Trusmi juga menjadi bagian dari wisata ziarah Cirebon. Setiap hari puluhan peziarah mengunjungi makamnya di Trusmi Wetan. Dan setiap tanggal 12 – 25 Maulud, Trusmi menjadi tempat perayaan wisata ziarah Mauludan.

Pada perayaan itu digelar pasar batik murah, ritual Mauludan, dan pesta tumpeng gerebek Maulud di puncak acara, yang dihadiri ribuan orang.

WAHYUANA

Berita lain:
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 1)
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 2)  
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 3)  
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 4)  


10.17 | 0 komentar | Read More

Apa Itu Wisata Ziarah

Orang-orang sedang berziarah di makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. dok. TEMPO/Dahlan RP

TEMPO.CO , Jakarta: Wisata ziarah atau pilgrimage tourism adalah wisata atau traveling yang dilakukan individu atau kelompok untuk tujuan ziarah atau untuk menjalankan bagian dari kepercayaan spiritual atau agamanya, untuk misionari, atau untuk kesenangan spiritual.

Menurut data World Tourism Organization, situs-situs ziarah masih menjadi tujuan utama para wisatawan seluruh dunia. Setiap tahun sekitar 330-350 juta wisatawan dari berbagai macam agama dan kepercayaan mendatangi situs-situs ziarah di seluruh dunia.

Dari ritual Haji ke Mekah bagi Muslim, hingga ritual penyucian diri dengan mandi di Sungai Gangga bagi umat Hindu India.

Satu bentuk baru dari wisata ziarah adalah secularism tourism atau wisata sekuler, yakni wisata ziarah yang bukan berdasarkan motif agama atau kepercayaan adat, tetapi karena latar belakang ikatan spiritual, kekaguman, dan popularisme.

Seperti para penggemar Lady Diana menaruh karangan bunga di Istana Buckingham di setiap hari peringatan kematiannya. Atau kalau di Indonesia, para penggemar penyanyi Nike Ardilla selalu melakukan ritual tabur bunga di hari peringatan kematian Nike untuk mengenang sosoknya. 

WAHYUANA

Berita lain:
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 1)
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 2)  
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 3)  
Doa, Dupa, dan Peziarahan Cirebon (Bagian 4)  


10.17 | 0 komentar | Read More

16 Prioritas Kawasan Strategis Wisata

Written By Unknown on Selasa, 23 Oktober 2012 | 10.17

Danau Toba. TEMPO/ Arie Basuki

TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan memprioritaskan 16 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). "Dari 88 KSPN, ada 16 yang akan diprioritaskan untuk 3-5 tahun ke depan," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Gusti Ngurah Putra, dalam keterangan resmi, Senin, 22 Oktober 2012.

Sebanyak 16 kawasan yang menjadi prioritas adalah:
1. Toba (Sumatera Utara)
2. Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)
3. Kota Tua - Sunda Kelapa (DKI Jakarta)
4. Borobudur (Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta)
5. Bromo - Tengger - Semeru (Jawa Timur)
6. Kintamani - Danau Batur (Bali)
7. Menjangan, Pemuteran (Bali)
8. Kuta, Sanur, Nusa Dua (Bali)
9. Rinjani (Nusa Tenggara Barat)
10. Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur)
11. Ende - Kelimutu (Nusa Tenggara Timur)
12. Tanjung Puting (Kalimantan Tengah)
13. Toraja (Sulawesi Selatan)
14. Bunaken (Sulawesi Utara)
15. Wakatobi (Sulawesi Tenggara)
16. Raja Ampat (Papua Barat)

Toba serta Kintamani - Danau Batur akan dijadikan geowisata. Sedangkan Kepulauan Seribu, Menjangan, Pemuteran, Kuta, Sanur, Nusa Dua, Bunaken, Wakatobi, dan Raja Ampat akan dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari.

Pemerintah berencana mengembangkan Kota Tua - Sunda Kelapa, Borobudur, dan Toraja sebagai kawasan budaya - pusaka. Lima KSPN lainnya akan dijadikan kawasan ekowisata. Kelima kawasan tersebut adalah Bromo - Tengger - Semeru, Rinjani, Komodo, Ende - Kelimutu, serta Tanjung Puting.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, mengatakan investasi akan diarahkan untuk kawasan pariwisata, karena mendukung peningkatan kualitas wisatawan. "Dengan berinvestasi untuk kawasan pariwisata, maka bukan hanya hotel, tapi juga daya tarik wisata yang lain akan dibangun," ujarnya dalam Indonesia Tourism Investment Day (ITID) 2012.

Ia menjelaskan, investasi semacam itu efektif untuk meningkatkan kualitas wisatawan karena meningkatnya daya tarik pariwisata pada akhirnya akan meningkatkan lama tinggal dan jumlah uang yang dibelanjakan. Mari mengatakan investor asal Korea Selatan, Samsung C & T, tertarik untuk pembangunan bandara di Majalengka (Jawa Barat), Panimbang (Banten), serta Bali Utara.

MARIA YUNIAR


10.17 | 0 komentar | Read More

12 Kota yang Ramah Sepeda

Sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta - Bersepeda kini menjadi pilihan untuk tetap sehat sekaligus ramah lingkungan. Sayangnya, tak semua kota memiliki fasilitas yang mendukung pengguna sepeda untuk mengayuh pedal mereka dengan aman dan nyaman.

Mengutip laporan majalah Travelounge edisi Oktober 2012, setidaknya ada 12 kota di dunia yang ramah terhadap pengguna sepeda. Di mana saja selusin kota itu?

1. Amsterdam
Kota ini kerap disebut sebagai ibu kota sepeda di Eropa. Ada rute khusus, panjang, dan aman bagi pengendara roda dua tanpa mesin ini.

Pemerintahnya pun serius melakukan promosi bersepeda bagi warganya. Budaya bersepeda turun-temurun dari generasi ke generasi, bahkan peminatnya semakin bertambah.

Maka 40 persen jalan kota ini dipenuhi sepeda. Jalan yang sempit dan kanal di mana-mana juga membuat masyarakat lebih nyaman mengendarai sepeda ketimbang mobil di Amsterdam.

Penduduknya sekitar 780 ribu, tapi jumlah sepeda yang dimiliki warga di sana sebanyak 881 ribu. Tidak terbatas kelompok muda, nenek-nenek pun banyak ditemukan bersepeda.

2. Barcelona
Barcelona''s Bicing Program merupakan salah satu sistem sewa sepeda massal yang tengah "meruap" di Eropa. Program itu dimulai pada 2007 di kota ini dan dikenal sebagai El Bicing. Program tersebut hanya berlaku bagi warga Barcelona.

Buat turis, ada sejumlah penyewaan sepeda lainnya. Tahun lalu, pelanggan Bicing mencapai 120 ribu orang. Padahal, saat program diluncurkan, hanya ada 750 sepeda yang disewakan.

Tahun ini ada sekitar 420 bicing station dan 6.000 sepeda yang disewakan melalui El Bicing. Per hari ada sekitar 40 ribu perjalanan dengan sepeda dan dalam setahun mencapai 11 juta.

Program ini memang salah satu cara pemerintah mengurangi jumlah kendaraan bermotor. Dari kota ini, acara tahunan Bike Week yang digelar saban Mei pun menyebar ke seantero Benua Eropa.

3. Berlin
Mencari orang menggowes sepeda juga mudah ditemukan di Berlin, Jerman. Ada sekitar 400 ribu orang yang mengayuh pedal ke tempat kerja setiap hari.

Dari 1.000 penduduk, sebanyak 710 orang adalah pengayuh sepeda. Pemimpin kota ini juga terus mendorong lebih banyak lagi orang yang memilih sepeda.

Ada jalur khusus untuk para pesepeda. Panjangnya 620 kilometer, termasuk Fahrradstrassen. Di jalur ini, pengendara sepeda menjadi prioritas, dan kecepatan maksimal yang dibolehkan 30 kilometer per jam. Sepeda pun bisa dibawa ke dalam kereta api, bus, atau trem.

4. Bogota
Kota di Amerika Latin yang kerap menjadi contoh sistem transportasi terpadu ini juga tidak mengabaikan pengendara sepeda. Ada jalur khusus yang aman dan panjang yang bikin pengendara sepeda di Kolombia benar-benar merasa nyaman.

Rute khusus sepeda itu bahkan dibagi tiga, yakni main network, second network, dan complementary network.

Wali Kota Bogota pada 1998, Enrique Penalosa, diberi dana US$ 15 miliar untuk membangun jalan bebas hambatan, tapi dia justru menggunakan dana itu untuk pembangunan taman dan jalan yang ramah bagi pejalan kaki serta buat membeli bus baru. Selain itu, ia membangun jalur khusus pengedara sepeda yang panjangnya 300 kilometer.

5. Chicago
Semasa menjadi Wali Kota Chicago pada 1991-2007, Richard Daley mengubah kota ini menjadi kota yang paling ramah untuk pengendara sepeda di Amerika Serikat. Jadilah Chicago mendapat predikat salah satu kota besar terbaik untuk pengendara sepeda.

Panjang sepeda di sana lebih dari 273,6 kilometer, yang benar-benar melindungi pengendaranya. Masih ada lagi jalur sepeda, tapi bukan jalan raya, seperti jalur sepeda di taman dan tempat rekreasi.

Lebih dari 13 ribu bike rack dan area parkir di stasiun kereta api bisa ditemukan. Sejumlah peraturan pun dibuat guna melindungi keamanan pengendara sepeda.

6. Kopenhagen
Di ibu kota Denmark ini, pemerintah terus mendorong pekerja menggunakan sepeda. Maka sekitar sepertiga penduduknya sehari-hari mengayuh pedal ke mana-mana.

Setiap hari, ada jutaan kilometer yang dilewati sepeda di kota ini. Kopenhagen memang dirancang sebagai city bike one. Di sana juga dibuat cycle super highway, yang menghubungkan Kopenhagen dengan kota lain yang berjarak 22 kilometer, yakni Albertslunds.

7. Davis
Di kota yang berada di Yolo County, California, ini, lebih mudah menemukan sepeda daripada mobil. Davis memiliki moto "most bicycle friendly town in the world". Sepanjang bulan Mei diperuntukkan buat cyclebration.

Kota tempat University of California berada ini juga mendorong anak-anak bersepeda ke sekolah. Langkah pemerintah sudah lama dilakukan hingga Davis menjadi kota pertama yang menerima Platinum Bicycle-Friendly Community Award dari League of American Bicyclists pada 2006.

Jalur khusus sepeda lebih dari 161 kilometer terdapat di sekitar kota dan dalam kategori beragam.

8. San Francisco
Salah satu jalur yang menarik adalah jalur sepanjang Jembatan Golden Gate karena ada jalan khusus untuk pencinta sepeda. Selain itu, tentu saja mudah ditemukan jalur sepeda lainnya.

Ada banyak tur bagi para wisatawan yang ingin menikmati kota dengan cara menggowes roda dua ini. Warga yang menaiki kendaraan ini sehari-hari jumlahnya tinggi, sehingga jalan di San Francisco dibikin seramah mungkin untuk pengendara sepeda. Bahkan area parkir mobil pun dipindahkan agar tersedia area khusus buat sepeda.

9. Paris
Kota ini boleh jadi disukai berbagai kelompok, bukan hanya penggemar seni, makanan, wine, dan suasana romantis, tapi juga penggemar sepeda.

Mudah sekali menemukan tempat penyewaan sepeda, bahkan tur dan pemandunya di Paris. Tahun ini, Velib, program sewa sepeda yang tumbuh di kota ini sejak 2007, menjadi bikesharing terbesar kedua di dunia.

Sebanyak 20 ribu sepeda disebar ke 1.450 tempat penyewaan sepeda di berbagai sudut kota.

10. Perth
Di kota ini, rute untuk pengendara sepeda lumayan panjang, lebih dari 700 kilometer. Sepanjang jalan tersebut, banyak pemandangan yang bisa dinikmati.

Kota keempat terbesar di Australia ini benar-benar direkomendasikan buat para pengendara sepeda. Para pengayuh sepeda menggowes pedalnya untuk rekreasi dan menjadikannya kendaraan sehari-hari. Area parkir bike locker dan bike rack tersedia di stasiun kereta dan bus.

11. Portland
Kota di Amerika Serikat ini juga disebut Ibu Kota Sepeda. Infrastruktur yang dibuat pemerintah mendukung lalu-lalang pengendara sepeda.

Jaringannya bahkan hingga ke Bandar Udara Internasional Portland. Tanda lalu lintas untuk pengendara sepeda dipasang dengan jelas di sana. Termasuk kondisi jalan yang membahayakan bagi pengayuh sepeda atau lokasi di mana sering terjadi kecelakaan pengendara sepeda.

Hampir 10 persen penduduknya memilih jenis kendaraan ini sehingga menjadikan Portland sebagai kota keempat dengan jumlah pengendara sepeda tertinggi di Amerika Serikat.

12. Ottawa
Ibu kota Kanada ini mengklaim sebagian tempat dengan jumlah komuter bersepeda tertinggi. Ottawa memiliki jalur khusus sepeda lebih dari 180 kilometer, yang bisa ditemukan di berbagai tempat rekreasi alam, taman, dan situs nasional.

Kita tak hanya bisa berekreasi dengan sepeda. Perjalanan ke sudut kota pun bisa dilakukan dengan kendaraan roda dua ini karena ada Capital Pathway, yang diperpanjang dari pusat kota hingga sudut timur dan barat kota, dengan menyusuri Sungai Ottawa dan Kanal Rideau

TRAVELOUNGE | RINI K

Berita terpopuler lainnya:
Kineruku, Taman Bacaan di Kota Romantis
Relief Arjuna Wiwaha Masuk Museum Probolinggo
Kuningan Gelar Lomba Permainan Tradisional Anak
Bekas Gedung CIA Jadi Hotel Murah
Festival Sasando Digelar Bulan Depan
Kampung Wisata dengan Rumoh Aceh


10.17 | 0 komentar | Read More

Relief Arjuna Wiwaha Masuk Museum Probolinggo

Written By Unknown on Minggu, 21 Oktober 2012 | 10.17

Pemain teater berperan dalam pementasan drama sinema bertajuk "Arjuna Wiwaha" di Hall Senayan City, Jakarta, Sabtu (31/3). TEMPO/Agung Pambudhy

TEMPO.CO , Probolinggo - Museum Probolinggo menambah koleksi bersejarahnya untuk melengkapi benda-benda bersejarah yang ada sebelumnya. Baru-baru ini, koleksi museum yang belum dua tahun berdiri ini bertambah dengan sebuah replika relief Arjuna Wiwaha.

Replika tersebut diambil dari relief Arjuna Wiwaha yang ada di Candi Kedaton, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo. Arjuna Wiwaha merupakan cerita klasik dari tokoh pewayangan. Pada Candi Kedaton terdapat tiga blok relief yang berisi tiga sekuel cerita.

"Yang dipasang di museum hanya replika saja. Yang asli di Candi Kedaton," kata Koordinator Museum Probolinggo, Ade Sidiq Permana, Jumat 19 Oktober 2012. Ade mengatakan, keberadaan replika relief Arjuna Wiwaha di Museum Probolinggo untuk melengkapi informasi tentang sejarah klasik Probolinggo.

Candi Kedaton berada di daerah pegunungan Argopuro. Pada tiga sisinya terdapat relief kisah klasik. Kisah Arjunawiwaha di sisi barat, kisah Garudeya di sisi selatan, dan kisah Bhomantaka di sisi timur.

Replika relief di Candi Kedaton ini diluncurkan bersamaan dengan sejumlah benda bersejarah lainnya, seperti peralatan di zaman kolonial, etnografi, gelang kaki serta aksesoris tampilan untuk seni Lengger. Museum Probolinggo menyimpan beragam jenis benda bersejarah mulai dari arkeologi, filologi, etnografika, tegnologika, numismatika, foto kuno serta historika.

Keberadaan sejumlah benda-benda bersejarah itru diperoleh secara hibah, pembelian hingga mekanisme pinjam ganti. "Setiap tahun ada penambahan koleksi baru," kata Ade.

Dibuka pertamakali pada 15 Mei 2012, hingga saat ini sudah puluhan ribu pengunjung yang mendatangi museum ini. Pada 2011 tercatat ada 13 ribu pengunjung dan hingga Oktober 2012 tercatat sudah 23 ribu pengunjung yang datang.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terpopuler lainnya:
3 Syarat Jadi Pendamping Ical
Ian Wright : Rooney Setara dengan Messi dan CR7 
KPK Belum Bisa Temukan Aliran Dana Hambalang 
Diperkirakan Hanya Dua Partai Islam Lolos 2014 
Fakta Menarik Jelang Tottenham Vs Chelsea 
Trisum Bermusik dengan Tidak Egois


10.17 | 0 komentar | Read More

Festival China Town Siap Digelar Hari Ini

Mengintip Lorong China Town

TEMPO.CO, Jakarta-Festival China Town ke-6 digelar di Jakarta hari ini, Ahad, 21 Oktober 212. Menurut ketua panitia festival China Town, Tja Boen Kiat atau yang akrab dipanggil Akiat, acara tahunan itu akan dimulai pada pukul 08.00 WIB. "Sedangkan jam 1 akan diadakan arak-arakan perayaan itu sepanjang 10 kilometer," katanya kepada Tempo, Sabtu, 20 Oktober 2012.

Menurut Akiat, festival tersebut merupakan ungkapan rasa syukur terhadap dewa rezeki yang merupakan budaya Cina. Dia mengatakan, festival itu juga dilaksanalan sekaligus memeringatin kelahiran dewa rezeki yang disebut Fat Cu Kung. "Dalam rangka ulang dewa rezeki yang sudah berusian ratusan tahun," katanya.

Festival China Town sendiri disebut Akiat sempat terhenti pada tahun 2010 lalu. Menurut dia, absennya penyelenggaraan festival itu karena tidak adanya dana untuk menyelenggarakannya. "Karena memang acara ini swadaya kami, tidak ada hubungan dengan pemerintah," katanya.

Menurut Akiat, pelaksanaan festival itu sudah bukan utuh budaya yang dibawa oleh bangsa Cina. "Karena sudah terakulturasi dengan budaya Betawi juga," katanya. Acara itu juga akan dimeriahkan oleh sejumlah atraksi-atraksi khas negeri tirai bambu seperti Barongsai dan Ling, serta acara bazar-bazar lainnya.

Adapun untuk rute arak-arakan akan dimulai dari Klenteng Fat Cu Kung, Glodok, Jakarta Barat menuju Toko Tiga dan Jalan Pintu Kecil. Memasuki Jembatan Layang Kota, arak-arakan akan menuju ke kawasan Hayam Wuruk dan Mangga Besar. Arak-arakan itu juga akan melewati kembali ke arah Glodok dan berakhir di Klenteng Fat Cu Kung.

DIMAS SIREGAR


10.17 | 0 komentar | Read More

Kampung Wisata dengan Rumoh Aceh

Written By Unknown on Sabtu, 20 Oktober 2012 | 10.17

Rumah adat Aceh (Rumoh Aceh). TEMPO/Adi Warsidi

TEMPO.CO, Banda Aceh - Hampir seratusan warga berkumpul di meunasah (surau) Kampung Lubuk Sukon, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. Bermodalkan parang dan cangkul, mereka membagi kelompok, menyebar ke segenap penjuru kampung.

Pagi itu, Sabtu 13 Oktober 2012, mereka kerja bakti membersihkan kampung, dari halaman rumah sampai menebang cabang-cabang pohon yang mengganggu keindahan. "Ini gotong-royong rutin sebulan sekali di kampung kami," kata Kepala Desa, Fauzi Yunus kepada Tempo.

Desa itu memang asri, tak ada ternak berkeliaran. Sepanjang jalannya tak ditemui sampah berserak. Istimewa lagi, kampung itulah yang menjadi penjaga Rumoh Aceh (rumah adat Aceh) yang kian sulit ditemui pada kampung-kampung lain di Bumi Serambi. Kearifan lokal, menjaga Rumoh Aceh itulah yang kemudian menjadikan wilayah itu terpilih sebagai kampung wisata Aceh.

Aceh memang sedang menyongsong tahun kunjungan wisata 2013. Desa itu dipilih setelah melewati berbagai seleksi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh. Kepala dinas instansi itu, Jasman J Ma''ruf mengatakan pemilihan meliputi empat kriteria dasar yakni asli, lokal, unik dan indah. "Lubuk Sukon terpilih untuk menarik arus kunjungan wisata dari dalam negeri dan luar negeri. Wisatawan dapat melihat miniatur berbagai sisi kehidupan Aceh di sana," katanya.

Warga desa menyambut baik gelar kampung wisata. Kepala Desa Fauzi menuturkan semua masyarakat senang dan semuanya telah siap dengan penuh kesadaran, menjaga warisan leluhur. "Tapi gotong-royong yang adik saksikan hari ini, tak ada hubungannya dengan terpilihnya sebagai kampung wisata Aceh, itu rutin warga lakukan," katanya.

Nasruddin, seorang warga mengaku senang dengan keberhasilan Lubuk Sukon terpilih sebagai tujuan wisata Aceh. "Makin banyak orang berkunjung, semakin banga dan meningkatkan kesadaran warga dalam menjaga tradisi leluhurnya," ujarnya.

Menjaga keaslian Rumoh Aceh sejak puluhan tahun adalah andalan Lubuk Sukon. Rumah almarhum Cek Mat Rahmani misalnya, tokoh desa setempat yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk beberapa negara di timur tengah, era 1970-an.

Rumah panggungnya masih asli sampai kini. Ukiran kayunya menarik dengan atap daun rumbia. Tiang-tiang sebesar batang kelapa menjadi penyangga, menyisakan ruang setinggi dua meter di bawahnya, yang telah dimodifikasi multiguna.

Memang tak ada lagi jingki (alat penumbuk padi), sebagai bagian tak terpisahkan dari Rumoh Aceh yang kerap menghiasi bagian bawahnya, tempo dulu. Gantinya, ada dua set kursi untuk tamu dipajang di bawah dengan lantai yang telah disemen, tak lagi tanah. Rapi tertata, tanpa cela. Halamannya luas, berhias bunga-bunga.

Rumah itu kini rumah itu dijaga dan dirawat baik oleh anak dan cucunya. Naik ke rumah panggung itu, rapi tertata perabotan. Ada serambi depan, tengah dan belakang. Pada bagian depan, foto-foto almarhum terpajang, ada juga dalam baju tentara. "Pangkat terakhirnya Letnan Kolonel sebelum menjadi duta besar," sebut Fauzi.

Pada bagian belakang Rumoh Aceh itu, ada rumah tambahan yang berlantai rendah, seperti lazimnya rumah kini. Menempel pada bangunan utama, berfungsi sebagai dapur dan beberapa kamar tidur.

Fauzi bercerita. Cek Mat Rahmani adalah pelopor menjaga kearifan lokal di sana. Rumoh-rumoh Aceh banyak yang masih tegak di Kemukiman Lubuk yang terdiri dari lima desa; Lubuk Sukon, Lubuk Gapoy, Dham Pulo, Dham Ceukuk dan Pasi Lubuk.

Cek Mat Rahmani sendiri seperjuangan dengan Daud Beureueh, ulama besar dan mantan gubernur Aceh yang pernah memimpin pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1953. Cek Mat juga pernah memimpin desa itu pada kurun 1941-1943, masa pendudukan Jepang.

Amanah menjaga tradisi Rumoh Aceh kental di Lubuk. Awalnya, kata Fauzi, model rumah panggung adalah sebuah pilihan, maklum wilayah itu rawan banjir. Nama daerah itu awalnya Lubok, yang artinya wilayah yang rendah. Kemudian nama itu disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, jadilah Lubuk.

Kerap banjir, karena lokasinya bersisian dengan Krueng Aceh yang saban tahun mengirimkan bencana. "Kalau banjir, air mengenani sampai satu meter. Dengan rumah Aceh, semuanya aman," ujar Fauzi.

Tapi itu cerita dulu, sebelum proyek Krueng Aceh dikerjakan pada tahun 1990, dalam masa gubernur Aceh, Ibrahim Hasan. Proyek itu melebarkan sungai dan membagi alur, satu bermuara ke Lampulo, Banda Aceh dan satunya lagi ke Alue Naga. Manfaatnya untuk meminimalkan banjir, bahkan di Kota Banda Aceh. "Setelah itu, wilayah Lubuk aman, tidak air meluap dari sungai."

Perlahan, warga mulai berani membangun rumah rendah. Tapi umumnya tak merusak rumah lama, hanya menambah di bagian belakang atau samping. Mereka komitmen menjaga tradisi dulu, merawat Rumoh Aceh.

***
Semangat menjaga kearifan lokal di Lubuk Sukun, kisah Fauzi, juga karena dorongan para tokoh besar yang berasal dari kampung itu. Cek Mat Rahmani misalnya, semasa tinggal di Jakarta dan luar negeri, kerap meluangkan waktu menjenguk tanah lahirnya. Selalu dia berpesan, jaga rumah dan budaya.

Amanah juga disampaikan oleh A. Muzakkir Walad, Gubernur Aceh pada kurun 1967 - 1978. Pejabat itu juga berasal dari desa Lubuk Sukon. Sampai sekarang rumahnya yang khas Aceh masih dirawat anak cucunya.

Kepala desa itu dan warga di sana masih ingat pesan Muzakkir Walad, semasa hidupnya, yang kemudian turun-temurun diceritakan ke generasi selanjutnya. "Himbauannya begini, kalau bisa dipelihara Rumoh Aceh di tempat kita," kata Fauzi menirukan.

Bahkan, semasa menjadi gubernur Muzakkir Walad selalu saban Minggu pulang ke desa itu, memberi semangat kepada warga menjaga rumah dan kebersihan desa. Hasilnya, Desa Lubuk Sukon pernah berjuluk kampung teladan se-Provinsi Aceh pada tahun 1971 dan 1974.

Semangat menjaga rumah, juga diakui oleh Nurmala, 59 tahun, warga setempat. Menurutnya, hingga kini dia masih merawat Rumoh Aceh peninggalan orang tuanya. "Awalnya memang karena kebutuhan, karena daerah kami sering banjir, tapi kemudian sudah sayang kalau dirusak dan kami memeliharanya."

Nurmala mengatakan, menjaga Rumoh Aceh juga menjaga budaya sekaligus warisan orang tua. Karena itu pula, saat dia membangun rumah permanen untuk keluarganya, Rumoh Aceh peninggalan ayahnya tak dirusak. Rumah rendah gaya sekarang, dibangunnya di sisi rumah panggung itu.

Nasruddin, warga yang pensiunan Dinas Perhubungan Aceh juga menjaga Rumoh Aceh peninggalan orang tuanya. "Ada perubahan memang, atapnya tidak lagi daun rumbia tapi diganti seng. Ini karena bahan baku daun rumbia sulit didapat."

Ada juga warga yang membangun baru Rumoh Aceh, seperti yang dilakukan oleh tokoh desa setempat, Syamaun, 58 tahun. Dia membangun kembali Rumoh Aceh dengan membeli perangkat rumah itu dari tempat lain. Jadilah rumah baru layaknya rumah masa lalu. Bagian belakang ditambah dengan rumah rendah.

Syamaun mengatakan, warga di desanya punya kekerabatan sosial yang tetap terjaga. Banyak orang hebat dari sana. Ibaratnya, yang belum ada adalah presiden yang berasal dari sana, lainnya sudah, dari pengawai negeri biasa sampai gubernur dan duta besar. "Mereka tetap memperhatikan desa, kendati tidak tinggal di desa," ujarnya.

Tak Rumoh Aceh saja, kearifan lokal yang berlaku di sana. Desa itu masih kental dengan kegiatan adatnya yang lain, semisal pengajian, dalail khairat, khanduri blang, khanduri babah jurong, khanduri maulid, musyawarah desa sampai kepada gotong-royong saban minggu. "Ibaratnya, di sini kami besar dalam gotong-royong," ujar Syamaun bertamsil.

Karenanya, desa selalu bersih terjaga. Bahkan tak ada kotoron ternak yang terlihat di jalan. Ada aturan yang tak terlulis soal ini. Bila ditemukan kotoron lembu, kata Syamuan, maka binatang peliharaan itu akan ditangkap warga dan dipajang di balai desa. Sampai kemudian, pemiliknya mengambil dengan perjanjian akan menjaga, tak lagi melepasnya sembarangan.

Dari data desa yang disodorkan Fauzi, total Rumoh Aceh yang dipertahankan warga di sana ada 60 rumah. Jumlah penduduk di sana sekitar 920 jiwa dengan 220 kepala keluarga. Setengah dari angkatan kerja di sana berprofesi sebagai pegawai negeri, selebihnya pedagang dan petani.

Luas Lubuk Sukon sendiri adalah 98 hektar. Sebesar 12,8 hektar di antaranya dipakai sebagai pemukiman warga. Lebihnya adalah area pinggir Krueng Aceh, lahan pertanian, perkebunan dan tanah kosong.

Jelang tahun kunjungan wisata Aceh 2013, Lubuk Sukon telah siap menyuguhkan nuansa ke-Acehan. Menjenguk kampung itu, adalah melihat Aceh dalam bingkai silam. Perhatian serius dari pemerintah, kata Fauzi, akan membangkitkan semangat warganya dalam menjaga warisan Rumah Adat Aceh. Sehingga tak perlu khawatir, Aceh akan kehilangan budayanya dan rumahnya yang telah diwariskan para indatu sejak lama. "Paling penting, masih ada warisan budaya dan cerita nyata bagi anak cucu."

ADI WARSIDI


10.17 | 0 komentar | Read More

Melongok Dapur Masakan Pesawat

Sebuah makanan yang bertemakan Hello Kitty dalam set makanan penutup yang di sajikan dalam sebuah pesawat Eva Airlines di Bandar Udara Internasional Taoyuan, Taiwan utara 30 April 2012. REUTERS/Pichi Chuang.

TEMPO.CO , Tangerang - Menikmati nasi goreng atau rendang dalam perjalanan ratusan ribu kilometer dari Indonesia adalah sebuah kemewahan. Seakan mengingatkan bahwa tanah air hanya berapa jam saja di belakang. Makanan di atas udara memang sangat penting bagi penumpang, selain mengenyangkan, sajian ini juga menjadi penawar kelelahan dalam perjalanan yang panjang.

Untuk Indonesia, hanya ada satu nama jasa penyedia masakan di udara yaitu Aerofood Catering Service. Perusahaan ini memiliki tujuh cabang untuk katering maskapai penerbangan. Namun yang pertama adalah yang berada di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.

Sejak bertempat di Kemayoran pada tahun 1974 hingga ke Tangerang, ACS melayani 20 maskapai penerbangan. "Sebanya 16 diantaranya adalah maskapai internasional," ujar Dammy Yulviano, Manajer Quality Insurance, Kamis 18 Oktober 2012.

Dammy adalah pemandu tur berkeliling ACS siang itu. Awalnya ia mengajak ke lantai dasar, tempat bahan mentah dan bahan baku datang.

"Konsep masakan di udara adalah makanan dingin," Dammy menerangkan. Sehingga setiap rantai produksi dilakukan dalam kondisi temperatur rendah. Tur diawali dengan melihat sayur dan buah datang. Semua hanya diterima dengan spesifikasi khusus, mulai dari ukuran, berat dan penampilan.

"Lalu kami celup dengan brogdex yang membuat ulat pusing dan menghilangkan pestisida," ujar Dammy. Meski ACS tak akan menerima sayuran dan buah yang berulat, tapi kemungkinan binatang kecil ini lolos pemeriksaan awal tetap ada.

Sehingga dilakukan pengecekan berlapis. Dari bagian pemilihan, bahan mentah tersebut dipotong dan dikemas. "Lalu disimpan dalam ruangan pendingin," kata dia.

Ruang penyimpanan dingin terbagi menjadi bilik-bilik berdasarkan jenis bahan. Mulai dari bahan kering, bumbu, daging, keju dan sayuran. Semua memiliki suhu penyimpanan berbeda tergantung karakter bahan dari -18 derajat celcius hingga 9 derajat celcius.

"Jadi tidak mungkin kalau sayur disimpan di suhu di bawah nol derajat sebab dia akan rusak, begitu juga untuk daging yang tak boleh terlalu panas," ujar Dammy.

Beranjak ke lantai dua, mulailah tur yang sesungguhnya yaitu melihat produksi makanan. Ruang produksi dipisahkan berdasarkan tipenya yaitu makanan pembuka dan makanan utama dan makanan penutup.

Khusus makanan utama, masih dibagi-bagi lagi untuk sajian khas Asia, sajian khas Eropa dan sajian ala Jepang-Korea. "Kenapa Jepang-Korea terpisah, soalnya makanan mereka banyak pernak-perniknya," ia menguraikan.

Semua masakan yang diproduksi tiap hari dilakukan uji laboratorium. "Tujuannya untuk memastikan keamanan pangan," ujar Dammy.

Risiko utama dari makanan di udara adalah keracunan akibat kontaminasi silang. Kontaminasi, ia menambahkan, bisa terjadi dari mana saja, mulai dari bahan baku hingga pasca produksi. "Makanya kami selalu usahakan pemisahan bahan baku untuk menghindarinya," kata Dammy. Seperti memisahkan ruang pengolahan daging dan ikan dengan ruang sayuran.

Untuk masak-memasak, tempatnya dipisah lagi antara masakan yang disajikan panas untuk makanan utama dan masakan yang disajikan dingin seperti kudapan roti tawar. Meski terpisah-pisah, ujungnya adalah sama masakan dalam mangkuk keramik bertutup alumunium foil. Jajaran mangkuk ini kemudian ditata dalam tray.

"Kalau sudah masuk tray, biasanya 20-30 menit kemudian harus segera masuk pesawat," kata dia. Tray berbentuk kotak persegi beroda yang berisi makanan adalah yang terakhir masuk pesawat. Sebab ada minuman, permen, tisu dan kacang lainnya yang sudah masuk dahulu. Urutan masuk pesawat menandakan bahwa makanan yang mudah rusak adalah yang terakhir berada di udara.

Dammy menjelaskan setidaknya 43 ribu porsi makanan dipersiapkan ACS Jakarta setiap harinya. "Semuanya halal, karena kami ada sertifikatnya," Ia menegaskan. Selain halal, tentunya juga hygienis. Dammy mengemukakan bahwa selain pengawasan selama produksi, ACS juga melakukan kunjungan ke suplier seperti sayuran dan buah-buahan.

DIANING SARI

Berita terpopuler lainnya:
Rumput Laut di Pulau Karimunjawa Rusak 
Pekan Anak Muda ''Young and Creative Week'' 
Dukung Sail Komodo, Infrastruktur NTT Ditambah
Idul Adha, Tiket Kereta Yogya-Jakarta Ludes 
Candi Borobudur Terima Guinness World Records
Jalur Kereta Api Mati, Potensi Wisata Baru 
Lampung Gelar TIME 
Keunikan Perayaan Golden Week di Cina


10.17 | 0 komentar | Read More

Lidah Indonesia di Emirates Airline

Written By Unknown on Jumat, 19 Oktober 2012 | 10.17

Dendeng balado ala Emirates Airline. TEMPO/Dianing Sari

TEMPO.CO , Tangerang: Makanan adalah salah satu pertimbangan penumpang memilih maskapai penerbangan. Apalagi bagi mereka yang menempuh perjalanan lebih dari separuh hari.

"Karena itulah kami tawarkan makanan dengan kualitas dan cita rasa di atas rata-rata," ujar Country Manager Emirates Airline Mohammed Al Nahari dalam acara Kuliner Emirates Airline di Aerofood Catering Service, Kamis, 18 Oktober 2012.

Sebab dengan makanan dari daerah asal penumpang, setidaknya bisa mengobati rasa lelah dari perjalanan panjang di angkasa. Khusus untuk Indonesia, Emirates sebenarnya sudah memanjakan lidah penumpangnya sejak mulai hadir di Bandar Udara Soekarno-Hatta pada 1992.

"Mulanya kami mencoba yang mudah dan mengenyangkan, yaitu nasi goreng dan bakmi goreng," ujar Sales Manager Emirates Airline Indonesia Ilonka Leiwakabessy.

Awal Emirates di Indonesia, maskapai milik pemerintah Uni Emirat Arab ini melayani rute Jakarta-Singapura-Dubai. Lalu karena berangkat pagi dari Jakarta, maka Emirate berpikir untuk menyajikan makanan yang ringan tapi juga mengenyangkan.

Akhirnya, Ilonka melanjutkan, jatuh pilihan ke nasi goreng dan bakmi goreng. "Dua makanan itu tidak terlalu berat, tapi pas untuk sarapan, karena penerbangan dulu mulai pukul 8 pagi," ujar dia.

Kini dua dekade berlaku, kata Ilonka: "Variasinya sangat banyak." Mulai dari kudapan hingga makanan utama ada semua yang bercita rasa Indonesia. Kini di kelas bisnis tersedia pilihan Beef empal Balado sebagai makan malam dan puding mutiara sebagai makanan penutup.

Beef empal Balado yang ditawarkan Emirates mengambil gagrak Padang campur Jawa. Sebab dagingnya terasa manis seperti semur tapi diberi topping bumbu balado dengan cabai merah. Untuk ukuran Indonesia, rasa pedas Baladonya sih kurang "nendang". "Iya kalau cabai Indonesia untuk ukuran orang luar negeri nanti bisa sakit perut," ujar Mohammed.

Pasangan empal balado adalah kering tempe dan nasi uduk. Kombinasi yang agak di luar kebiasaan, khususnya kering tempe. Tapi untuk rasa, bumbu baladonya sudah memenuhi rumus masakan Padang dengan irisan cabe merah dan bumbu sereh dan bawang merah yang kuat. Jadi bagi yang kangen masakan Indonesia selama menempuh perjalanan delapan jam di udara, bisa terobati dengan pilihan menu ini.

Selain Empal, menu di Emirates selalu berganti tiap sebulan sekali. Jadi mungkin bulan selanjutnya, penumpang bisa mencecap ayam woku atau ikan rica-rica di atas Emirates.

"Semuanya tergantung meal presentation yang kami tawarkan dan keputusan Emirates," kata General Manager Aerofood Catering Services Jakarta, S. Hartoto.

DIANING SARI

Berita lain:
Enam Keasyikan yang Bisa Dinikmati di Selandia Baru 
Rumput Laut di Pulau Karimunjawa Rusak 
Pekan Anak Muda ''Young and Creative Week'' 
Hari Terakhir Berburu Batik dan Kuliner di Senayan 
Festival Tanah Lot Segera Digelar


10.17 | 0 komentar | Read More

Dari Halal hingga Makanan Yahudi

TEMPO/Dianing Sari

TEMPO.CO , Jakarta: Makan makanan yang halal adalah kewajiban yang harus dipenuhi setiap umat muslim. Sayangnya mendapatkan makanan halal tidak mudah, khususnya jika bepergian di luar negeri. Tapi kini sejumlah maskapai sudah menyediakan kebutuhan ini. Satu di antaranya adalah Emirates Airlines.

"Semua yang kami sajikan adalah makanan halal," ujar Food Product Manager for Asia and Australasia Bernard F.Brevort dalam acara Kuliner Emirates Airlines di Aerofood Catering Services, Kamis, 18 Oktober 2012.

Bernard menyatakan makanan halal dari penerbangan Indonesia sudah mendapatkan sertifikat dari Majelis Ulama Indonesia. "Bahkan sub-produk pun kami sediakan yang halal," ujar pria yang pernah bergabung dengan Qatar Airways dan Gulf Air.

Tak hanya halal, Emirates juga menawarkan makanan Hindu hingga makanan kosher untuk kaum Yahudi. Kehalalan juga menjadi andalan dari Aerofood Catering Service. Perusahaan katering yang menyediakan makanan bagi 20 maskapai ini menyatakan hanya memproduksi makanan halal.

"Memang sih sempat ada permintaan untuk makanan non halal dari maskapai Cina," ujar Manager Quality Insurance Aerofood Catering Service Dammy Yulviano. Tapi karena konsep katering hanya halal, maka tawaran tersebut ditolak. Sehingga satu-satunya katering resmi untuk makanan penumpang udara di Indonesia ini, merelakan hilangnya pesanan mereka.

Bahkan untuk bahan baku yang diimpor pun, Dammy meyakinkan bahwa semuanya sudah diproduksi secara halal. Sehingga makanan pesawat apa pun yang diproduksi oleh ACS dipastikan akan halal baik proses maupun produk akhir.

DIANING SARI

Berita lain:
Rumput Laut di Pulau Karimunjawa Rusak 
Pekan Anak Muda ''Young and Creative Week'' 
Hari Terakhir Berburu Batik dan Kuliner di Senayan 
Festival Tanah Lot Segera Digelar
Pulau Morotai Akan Dijadikan Cagar Budaya


10.17 | 0 komentar | Read More

Pekan Anak Muda ''Young and Creative Week''

Written By Unknown on Kamis, 18 Oktober 2012 | 10.17

Siluet sejumlah model memperagakan busana karya desainer Rudy Chandra pada peragaan busana bertajuk "The Fashion Painter Parade" dalam Indonesia Fashion Week 2012 di Jakarta Convention Center, Jum''at, (24/2). TEMPO/Agung Pambudhy

TEMPO.CO, Jakarta - Menyambut hari Sumpah Pemuda yang jatuh tiap 28 Oktober, FX Sudirman mengadakan acara Indonesia Young and Creative Week. "Kontennya lokal anak muda," kata Denny Passaribu, Vice President Commercial and Marketing FX Sudirman, pada Selasa, 16 Oktober 2012.

Menurut Denny, kegiatan yang berlangsung dari 19 hingga 28 Oktober 2012 itu akan menghadirkan berbagai macam kegiatan hasil karya kreatif anak muda Indonesia. Mulai dari fesyen, musik, makanan, dan seni. Acara pekan edisi khusus Sumpah Pemuda ini akan diadakan di tiga lantai gedung itu, yaitu lantai 1, 3, dan 4.

Mengenai fesyen, Denny mengatakan, sebanyak 50 perancang akan ikut serta meramaikan. "Para perancang muda Indonesia ini juga bagus-bagus dan mutunya juga tidak kalah serta harganya juga bersaing," katanya.

Selain kegiatan ini, FX Sudirman juga akan mengadakan Fashion & Food Blogger Competition. Tujuannya, untuk memberi apresiasi kepada para blogger muda Indonesia yang membuat karya kreatif melalui media blog dan tulisan mengenai dunia fesyen dan kuliner.

Ada pula kegiatan The First FX Image of Youth melalui kompetisi model dan menghadirkan penampilan musik.

MITRA TARIGAN

Berita Lainnya:
7 Film Insipiratif Wisata Indonesia (Bag 1)
7 Film Inspiratif Wisata Indonesia (Bag 2)
Raja Mali, Orang Terkaya Sedunia Sepanjang Masa
Kenapa Novi Amilia Buka Baju Waktu Nyetir? 
Penyebab Novi Lepas Baju di Mobil Versi Psikiater 


10.17 | 0 komentar | Read More

Enam Keasyikan yang Bisa Dinikmati di Selandia Baru

Coromandel Peninsula di North Island. thecoromandel.com

TEMPO.CO, Jakarta - Berniat berlibur ke Selandia Baru? Hm...bayangkan pemandangan padang rumput hijau dan pegunungan yang memukau. Apalagi, beberapa lokasi di negara ini kerap menjadi lokasi syuting film berkat keindahan alamnya. Sebut saja, The Lord of the Rings dan Xena, The Princess Warrior.

Tapi ada banyak hal lain yang bisa dinikmati di negeri ini. Apa saja?

1. Rhythm and Vines Festival, Gisborne
Bayangkan diri Anda duduk di sebuah kebun anggur di lereng bukit dengan sebotol anggur lokal berkualitas tinggi, matahari yang bersinar cerah di sepanjang pantai, dan musik-musik yang bersemangat. Tiap menjelang tahun baru, Gisborne menggelar festival ini: Rhythm and Vines Festival, yang berlangsung tiga hari. Bermula dari melihat matahari terbit pada hari pertama tahun baru. Anda bisa mengeceknya di rhythmandvines.co.nz.

2. The Hillary Trail, West Aukland
Tempat ini dinamai sesuai namanya, yaitu Sir Edmund Hillary, pendaki pertama yang menaklukkan Everes. Tempat ini dibuka pada perayaan tahun kedua setelah kematiannya. Panjangnya kira-kira 70 km, empat hari kaki berjalan kaki dengan pemandangan semak-semak dan pantai di sepanjang pantai Auckland bagian barat. Termasuk pegunungan Waitakere dan pantai Anawhata, tempat yang disebut mendiang Hillary sebagai tempat paling indah di bumi.
Info selengkapnya bisa dilihat di newzealand.com/travel.

3. Te Waonui Forest Retreat, Franz Joseph
Bila Anda menyukai keindahan alam dengan fasilitas lengkap, Anda bisa singgap di hotel bintang lima ini, yang ramah lingkungan dan memiliki 100 kamar. Dibangun dari benda-benda material yang bisa didaur ulang dan berasal dari alam. Di sekitarnya Anda bisa menikmati keindahan suasana hutan. Hanya beberapa menit dari tempat ini, Anda juga bisa berjalan-jalan ke pantai barat South Island.

Kontak: +00 64 3 357 1919; scenichotelgroup.co.nz

4. Berkemah di Eastland
Barangkali anggaran Anda tidak memenuhi kalau menginap di hotel kelas bintang lima. Tak apa. Anda pun tetap bisa membawa kamar Anda ke suasana alam. Caranya? Berkemah di sekitar Eastland. Anda hanya butuh tenda atau campervan untuk berada di tempat paling indah di sini. Eastland yang berada di North Island ini adalah tempat terpencil namun indah. Begitu pula dengan Southern Scenic Route yang berada di South Island.

Informasi selengkapnya lihat di camping.org.nz. Mengenai Southern Scenic Route, lihat situs southernscenicroute.co.nz. Untuk menyewa campervan buka laman maui-rentals.com

5. Perjalanan Melihat Satwa Liar
Pariwisata Selandia Baru menawarkan konsep "The Small Five" dalam perjalanan melihat satwa liarnya. Apa saja lima hewan yang dimaksud? Kiwi, lumba-lumba hector, penguin bermata kuning, tuatara (semacam kadal), dan kea (semacam burung beo). Nah, kalau Anda belum pernah pergi ke habitat kiwi di Stewart Island, atau berenang dengan Teluk Porpoise sambil melihat lumba-lumba, Anda bisa mengambil alternatif perjalanan "The Small Five" ini.

Hubungi Discover the World (01737 218800; discover-the-world.co.uk)

6. Menikmati Air Panas di Coromandel
Lupakan soal menghabiskan isi kocek perjalanan Anda di sebuah spa mewah. Singgah ke tempat ini dan nikmati spa tanpa harus menguras dompet. Coromandel Peninsula terletak di North Island. Anda bisa menikmati pantai dengan air yang hangat. Anda bisa menggali kolam sendiri dan mengisinya dengan air hangat yang beruap. Tidak perlu bawa sekop, Anda bisa menyewanya di sana. Info lengkapnya di thecoromandel.com

GUARDIAN | NIEKE INDRIETTA

Berita Lainnya:

Makin Malam, ''Ciyus'' ''Miapah'' Ramai di Dunia Maya
Nuansa Lombok Modern
Kenapa Istilah Ciyus, Miapah Populer?
Berbikini, Novi Amilia Suka Lari-lari di Apartemen
Pertama di Dunia, Tarsius Lahir di Penangkaran


10.17 | 0 komentar | Read More

7 Film Insipiratif Wisata Indonesia (Bag 1)

Written By Unknown on Rabu, 17 Oktober 2012 | 10.17

"Eat, Pray, Love." (AP Photo/Sony, Francois Duhamel)

TEMPO.CO , Jakarta:Adegan Ibu Muslimah, Ikal, Lintang, Akiong, dan teman-temannya menunggu pemandangan matahari tenggelam di antara batu-batu granit raksasa di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, menjadi adegan terindah film Laskar Pelangi.

Cuplikan itu sukses menginspirasi banyak orang datang wisata ke Pulau Belitung. Padahal pulau ini sebelumnya tidak banyak dikenal sebagai tempat tujuan wisata.

Ada pula tayangan Elizabeth Gilbert bersepeda di jalanan persawahan Monkey Forest, Ubud, dalam film Eat, Pray, Love.  Adegan itu menjadi satu di antaranya adegan terindah yang membuat para penontonnya penasaran ingin berfoto-foto di lokasi itu kalau berkunjung ke kawasan wisata Ubud, Bali.

Film memang sangat efektif untuk semakin mempopulerkan sebuah lokasi wisata, ataupun mengangkatnya dari yang sebelumnya tidak dikenal. Berikut 7 film yang sukses mempopulerkan sebuah lokasi wisata di Indonesia. Tidak semua film laris, ada juga film dokumenter.

1. Ubud, Uluwatu, dan Kintamani, dalam Eat, Pray, Love (2010)

Tiga sisi keindahan Bali yang dieksplorasi film. Pertama, Bali wilayah pedalaman dengan tempat-tempat syuting; Danau Batur, Kintamani; persawahan dan teras siring Tegallalang; Monkey Forest, Ubud; dan jalan-jalan pedesaan Ubud yang asri.

Kedua masyarakat dan budaya Bali; yakni rumah tokoh spiritual Ketut Liyer, pembimbing rohani Elizabeth Gilbert (Julia Robert) di Denpasar; rumah penjual obat tradisional Wayan (Christine Hakim); dan pasar kerajinan di Denpasar.

Ketiga, pantai-pantai terindah Bali; yakni Pantai Padang Padang, Pecatu, Uluwatu; Pura Pecatu, Uluwatu; dan Pelabuhan Tanjung Benoa, Nusa Dua. Tanyakan pada guide setempat, situs-situs film Eat, Pray, Love, mereka akan siap mengantar Anda ke lokasi-lokasinya. Tak hanya bercerita Bali, film ini juga berlatar India, dan Italia. Karya sutradara Ryan Murphi. Kisahnya diambil dari novel best seller berjudul sama karya Elizabeth Gilbert.

2. Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Tanjung Kelayang, dalam Laskar Pelangi (2008)

Tidak ada yang menyamai keunikan dan keindahan pantai-pantai Pulau Belitung, Provinsi Bangka Belitung, yang dihampari ribuan batu-batu granit raksasa di film karya Riri Riza itu. Selain pantai-pantainya, syuting film juga menunjukkan berbagai sisi keindahan Belitung lain, seperti kawah-kawah bekas penambangan timah, savana, denyut nadi kota Manggar, mercusuar Pulau Lengkuas yang legendaris, dan kehidupan kuliner Belitung yang terkenal dengan aneka masakan mie dengan julukan kota 'seribu kedai kopi.'

Laskar Pelangi berkisah persahabatan sekelompok anak-anak Belitung dari sejak sekolah dasar hingga dewasa. Diambil dari novel laris berjudul sama karya Adrea Hirata. Sekuelnya, Sang Pemimpi (2010), juga berlatar Belitung. Kini tersedia banyak paket wisata Laskar Pelangi ke Belitung. Terjadi peningkatan kunjungan wisatawan lebih dari 350 persen sejak novel dan film ini dirilis.

3. Kawah Gunung Ijen dan savana Taman Nasional Baluran dalam King (2009)

Ribuan rusa berlarian di savana dengan pohon-pohon kayu tua meranggas. Sekilas seperti tayangan National Geography tentang lanskap pedalaman Afrika. Tiga anak Guntur, Michele, dan Raden, mengendap-endap mengajak rusa bermain-main, spot di Taman Nasional Baluran.

Pada bagian lain, ketiga anak ini bermain-main di pinggir Puncak Kawah Gunung Ijen, yang dipenuhi kabut Belerang dan lalu lalang penambang belerang tradisional. Dua spot berkesan dari film yang bercerita tentang Guntur, seorang anak desa yang berjuang menjadi pemain badminton dunia. Pengambilan gambar dengan helikopter membuat film ini dipenuhi dengan pemandangan-pemandangan indah.

Film garapan Ari Sihasale ini menginspirasi wisatawan mengunjungi kawasan dingin Gunung Ijen, Jawa Timur, yang dipenuhi dengan perkebunan kopi, penghasil kopi termahal di dunia, Kopi Luwak.

WAHYUANA

Berita lain:
Lomba Mainan Tradisional Sunda Digelar di Kuningan
Bertandang ke Padang Panjang
Sandal Segoro Amarto Varian SBY
Nusa Dua Fiesta Angkat Tema Pesisir
Masakan Berbahan Singkong Bisa Naik Kelas  


10.17 | 0 komentar | Read More

7 Film Inspiratif Wisata Indonesia (Bag 2)

Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu 6 Mei 2012. TEMPO/Subekti. 20120506.

TEMPO.CO , 4. Puncak Penanjakan, Kaldera Gunung Bromo, dalam Pasir Berbisik (2001)

Embusan angin yang bertiup terus menerus dan badai pasir kecil yang sering terjadi, membuat kaldera di kaki Gunung Bromo, Jawa Timur, seperti mengeluarkan bunyi berbisik sepanjang waktu. Pasirnya menerpa lembut ke sana ke mari. Cocok kawasan ini disebut Pasir Berbisik sesuai dengan judul film yang memang pernah dibuat di situ pada awal 2000.

Film ini garapan sutradara Nan Achnas dengan bintang-bintang top, Christine Hakim dan Dian Sastrowardoyo. Selain kawasan Pasir Berbisik, film ini juga menunjukkan titik terbaik menikmati keindahan matahari terbit di Gunung Bromo, yakni di Puncak Penanjakan, yang lokasinya tidak jauh dari lembah Pasir Berbisik. Di sekeliling kawasan Pasir Berbisik terdapat bukit-bukit batu raksasa, Pura Punten, dan savana luas.

Ribuan turis mendatangi lokasi ini setiap pagi untuk menikmati keindahan matahari terbit yang disebut-sebut sebagai yang terbaik di dunia. Lokasi fotografi yang menantang untuk dieksplorasi. Dengan kehidupan tradisional suku Tengger yang mendiami.

5. Borobudur dan Yogyakarta dalam Java Heat (2012)

Film ini baru akan beredar pada pertengahan tahun ini, namun sudah sejak awal tahun menjadi bahan pembicaraan para pecinta film. Sebab film ini akan banyak mempertontonkan keindahan pemandangan alam dan kehidupan masyarakat Yogyakarta, dan masyarakat seputar Candi Borobudur, Magelang, Jawa tengah.

Film Hollywood karya Conor Allyn ini dibintangi Mickey Rouke. Bercerita tentang sekelompok teroris dan penjahat yang mengacaukan Asia Tenggara, termasuk menculik putri raja Yogya, merampok bank, dan lain-lain. Seorang warga Amerika Serikat dan seorang polisi Indonesia pun bekerja sama melawan kejahatannya. Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, salah satu fokus latar cerita. Juga berbagai tempat laga di jalanan kota Yogyakarta, sekitar keraton, motel-motel di Pasar Kembang, dan jalan Malioboro.

6. Wamena dan Puncak Cartenz dalam Denias: Senandung di Atas Awan (2006)

Dari puncak Gunung Pikhe, Distrik Karulu, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, dapat ditemui keindahan padang savana luas yang menjadi latar film Denias: Senandung di Atas Awan, karya sutradara Ari Sihasale. Juga padang pasir berwarna putih yang berada di puncak gunung. Film-film Ari Sihasale memang selalu menonjolkan keindahan pemandangan alam. Syuting film ini dilakukan di Wamena, meskipun dalam film bercerita tentang kota Timika, Papua.

Di sekitar Wamena terdapat banyak obyek wisata alam, dan juga koleksi Mumi berusia ratusan tahun yang masih dirawat baik oleh suku Dany, suku dominan yang menguasai peradaban Papua pegunungan tengah. Satu di antara adegan yang menarik yakni ketika Maleo (Ari Sihasale) mengajak Denias dan teman-temannya menaiki helikopter Bell-412 Twin Pac mengelilingi Puncak Cartenz, puncak Pegunungan Jayawijaya, puncak gunung tertinggi di Indonesia, yang selalu diselimuti salju. Menghasilkan pemandangan yang menakjubkan, dan kini menjadi salahsatu tujuan wisata petualangan di Papua.

7. Camp Leakey, Taman Nasional Tanjung Puting, dalam In The Wild: Orangutans With Julia Roberts (1992)

Bintang Hollywood Julia Robert tidak hanya berjasa mengenal Indonesia lewat Eat, Pray, Love, tetapi juga film dokumenter In The Wild: Orangutans With Julia Roberts. Film itu berhasil mempopulerkan wisata menyusuri Sungai Sekonyer dengan perahu klotok, menuju pusat perlindungan Orangutan liar yang berada di pedalaman Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah.

Adegan persahabatan Julia Robert dengan 2 Orangutan dilakukan di Camp Leakey. Keberanian Julia selama beberapa jam bergaul akrab dengan dua Orangutan dalam film ini sangat mengagumkan. Bagaimana orangutan sempat marah, Julia Roberts sempat sangat ketakutan, namun tetap bisa menguasai diri.

Adegan Julia Roberts bersama Profesor Galdikas menyusuri Sungai Sekonyer berhasil menampilkan keindahan pedalaman Kalimantan. Wisata menyusuri Sungai Sekonyer yang kini sangat diminati turis asing sangat berhutang budi atas film ini.

WAHYUANA

Berita lain:
Lomba Mainan Tradisional Sunda Digelar di Kuningan
Bertandang ke Padang Panjang
Sandal Segoro Amarto Varian SBY
Nusa Dua Fiesta Angkat Tema Pesisir
Masakan Berbahan Singkong Bisa Naik Kelas  


10.17 | 0 komentar | Read More

Bertandang ke Padang Panjang

Written By Unknown on Selasa, 16 Oktober 2012 | 10.17

Padang Panjang, Sumatera Barat. Tempo/Febrianti

TEMPO.CO , Padang Panjang: Padang Panjang memang tidak sebeken Bukittinggi. Kota kecil berhawa sejuk ini seolah hanya menyediakan jalan untuk orang yang berkunjung ke Bukittinggi. Padahal, banyak yang unik di Padang Panjang.

Kota yang tenang ini dilindungi Gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Juga pernah menjadi latar cerita beberapa karya sastra, seperti A.A.Navis menjadikan Padang Panjang setting sebagian besar karyanya karena ia memang lahir dan besar di kota kecil ini.

Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karangan Buya Hamka sebagian latar belakangnya juga di Padang Panjang. Bahkan gelanggang pacuan kuda di Gelanggang Bancah Laweh, yang menjadi salah satu setting novel ini sampai saat ini masih ada dan rutin menggelar lomba pacuan kuda seperti di masa lalu.

Dari segi sejarah, kota kecil ini juga tidak ketinggalan. Sekolah-sekolah Islam modern pertama di Sumatera Barat duluan tumbuh di sini. Ada Tawalib, tempat sekolahnya Buya Hamka dan Perguruan Diniyah Puteri untuk sekolah khusus kaum perempuan. Kedua perguruan Islam ini hingga kini masih bertahan.

Kota ini pada awal abad ke-20 juga amat besar pengaruhnya karena menjadi tempat perlintasan yang strategis antara darek (darat) dan pedalaman Minangkabau.

Saat itu Padang Panjang menjadi tempat lalu lintas ide dan kemajuan, pusat pergerakan pemuda dan pendidikan Islam yang tumbuh subur. Pahlawan Nasional Sutan Sjahrir juga lahir di sini.

Dulunya Padang Panjang juga kota kolonial. Beberapa peninggalannya masih bisa dilihat, misalnya Stasiun Kereta Api yang cukup besar bahkan lebih besar dari stasiun kereta api di Padang. Karena inilah stasiun Kereta Api pertama yang dibuat Belanda di Sumatera Barat.

Stasiun itu terlihat sepi, karena kereta api wisata hanya beroperasi hari Minggu dari Padang Panjang ke Sawahlunto yang melewati tepian Danau Singkarak yang cantik

Ada juga bekas pemandian orang Belanda. Namanya pemandian Lubuk Matokucing Airnya kolamnya dingin dan jernih. Bahkan air yang keluar dari mata air di dasar kolam itu berbongkah-bongkah kehijauan laksana mata kucing, karena itu dinamakan Lubuk Matokucing.

Rumah-rumah warga di Padang Panjang juga masih banyak yang bergaya awal abad ke-20. Rumah kayu dengan lantai semen dengan hiasan ventilasi di atas pintu ynag mirip mahkota Ratu Wihelmena.

Kebun bunga yang cantik menghiasi rumah-rumah lama. Halamannya ditanami aneka bunga pegunungan seperti mawar, dahlia, gladiol dan anyelir merah jambu.

Setelah jalan-jalan mengitari kota, cobalah menjajal kuliner Padang Panjang yang amat khas dan sudah kondang kelezatannya. Mulai dari Sate Syukur yang gurih, berbagai masakan Minang di Rumah Makan Pak Datuk atau mencoba katupek pitalah dan bubur kampium di Pasar Padang Panjang. Dijamin, akan selalu terkenang makan di tempat ini.

FEBRIANTI

Terpopuler:
Cecap Menu Unik di Tanah Flores (Bagian 3) 
Menikmati Ragam Teh Sedunia di Solo
Cecap Menu Unik di Flores (Bagian 4) 
Karnaval Terbesar dan Pertama di Bontang 
Hari Terakhir Berburu Batik dan Kuliner di Senayan


10.17 | 0 komentar | Read More

Sandal Segoro Amarto Varian SBY

Sandal Segoro Amarto. TEMPO/Anang Zakaria

TEMPO.CO , Yogyakarta: Terinspirasi oleh bentuk logo Segoro Amarto, Sujadi, seorang pengrajin asal kampung Keparakan Kidul Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta membuat sandal khusus. Namanya pun sandal segoro amarto. "Baru buat 10 sampel," kata di bengkel kerajinan kulit miliknya, Senin, 15 Oktober 2012.

Segoro Amarto adalah sebuah gerakan yang diluncurkan oleh PemerintahK ota Yogyakarta pada 2011. Jargon itu merupakan singkatan ''Semangat Gotong Royong Agawe Majune Ngayogyokarto''. Dengan logo gunungan yang terbentuk dari tiga garis berwarna merah dan kuning, gerakan ini mengajak masyarakat membangun kedisiplinan, kepedulian sosial, gotong royong, dan kemandirian.

Bentuk gunungan inilah yang mengilhami sandal buatan Sujadi. Ia manfaatkan bentuk gunungan itu menjadi model penutup kaki. Gunungan dilipat menjadi dua secara simetris kanan dan kiri. Agar terlihat lebih trendi, bagian tengahnya dimodifikasi dengan cara dipotong panjang dan dikaitkan kembali dengan kaitan tali. Sekilas bentuknya mirip sepatu.

Sandal itu dibuat dengan model hak tinggi (high heel). Alas sandal dibuat dari kombinasi kayu dan fiber yang terbalut kulit. Tinggi haknya 11 sentimeter dengan panjang sesuai ukuran kaki. "Tapi bisa sampai 15 sentimeter," katanya.

Untuk mempercantik tampilan sandal, Ketua Koperasi Kerajinan Keparakan Mandiri Sejahtera itu memahat permukaan kulit dengan motif batik. Termasuk lembaran kulit, yang terdiri dari potongan kecil memanjang, yang disusun yang melapisi alas sandal.

Ia mengatakan hampir seluruh bahan sandal Segoro Amarto berasal dari sisa produksi. Jika dihitung, nilainya tak lebih dari Rp 25 ribu. Diolah secara kreatif menjadi sandal yang unik, ia lantas menjual sandal ini dengan harga Rp 200 ribu per pasang. Sejak dibuat pada awal Oktober ini, pemesan sudah berdatangan dari sejumlah daerah di Indonesia. Dari Jawa Timur, Bekasi, Jakarta, Nusa Tenggara Barat, hingga Sulawesi. "Total pesanannya mencapai 10 ribu pasang," katanya.

Melalui sebuah konter penjualan di Jakarta, ia bahkan tahu sandal buatannya diminati di mancanegara. Singapura dan Cina di antaranya. "Kalau sudah di sana bisa sampai Rp 500 ribu per pasang," katanya.

Kampung Keparakan Kidul tersohor sebagai pusat kerajinan kulit di Kota Yogyakarta. Ada 50 perajin dengan 200 pekerja yang memproduksi sandal, sepatu, kulit, dan dompet dengan omset rata-rata mencapai Rp 2 miliar per bulan di kampung ini. Selain dipasarkan di sepanjang jalan Malioboro, produk mereka pun menembus pasar di luar Yogyakarta.

Tanpa meninggalkan ciri khas asal, kebanyakan sandal yang dibuat bermotif batik. Dari dipahat di atas lembaran kulit hingga ditulis dan dicap di atas kain. Sandal Segoro Amarto salah satunya. Karena motif batik itulah, sandal itu masuk varian SBY, alias Sandal Batik Yogya.

ANANG ZAKARIA

Terpopuler:
Menikmati Ragam Teh Sedunia di Solo
Cecap Menu Unik di Flores (Bagian 4) 
Karnaval Terbesar dan Pertama di Bontang 
Hari Terakhir Berburu Batik dan Kuliner di Senayan 
Festival Tanah Lot Segera Digelar
Pulau Morotai Akan Dijadikan Cagar Budaya


10.17 | 0 komentar | Read More

Menikmati Ragam Teh Sedunia di Solo

Written By Unknown on Senin, 15 Oktober 2012 | 10.17

sxc.hu

TEMPO.CO, Surakarta -- Bagi Anda yang gemar minum teh, jangan melewatkan kesempatan berharga mengunjungi festival teh internasional di Solo, Jawa Tengah pada 12-15 Oktober 2012. Festival yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini menawarkan petualangan baru bagi penggemar teh.

Salah satu acara menarik adalah bazar teh yang dihelat di sepanjang Jalan Pangeran Diponegoro, kawasan Ngarsopuro pada 12 dan 13 Oktober 2012. Sekitar seribu penjual teh akan memenuhi kedua sisi jalan sepanjang 500 meter tersebut mulai sore hingga malam hari. Masing-masing memiliki racikan dan kreasi teh yang berbeda.

Ketua penyelenggara festival teh internasional Arys Buntoro mengatakan ada alasan khusus di balik pemilihan Solo sebagai tuan rumah festival teh internasional pertama. "Solo ibarat etalase teh di Indonesia," ujarnya, Jumat 12 Oktober 2012.

Meskipun tidak ada kebun teh di Solo, tapi budaya minum teh begitu kuat di Kota Bengawan. Karenanya, tak heran bermunculan penjual teh yang juga penjual angkringan di berbagai sudut kota. Tiap angkringan punya resep dan cara meracik teh yang berbeda. "Budaya mencampur dan meramu resep minuman teh hanya ada di Solo," kata dia menambahkan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta Widdi Srihanto mengajak penggemar teh untuk datang dan menikmati keragaman teh di Solo. Tak hanya itu, masyarakat juga dimanjakan dengan berbagai acara yang berhubungan dengan dunia teh.

Arys mengatakan ada tujuh ahli atau master teh internasional yang akan menyumbangkan ide atau berbagi pengalaman soal teh. Misalnya Soren M. Chr Bisgaard dari Jepang yang akan menyampaikan tentang budaya minum teh, manfaat teh, dan cara membuat teh di Negeri Matahari Terbit.

Ip Wing-Chi dari Hong Kong yang ahli di pengolahan teh pasca panen supaya menghasilkan teh yang lebih berkualitas dan Rajah Banarjee dari India yang ahli dalam pertanian teh.

Expo menampilkan 26 produsen teh seperti PT Perkebunan Nusantara XII dan VIII, Gunung Subur, Teh Gopek, Teh Dandang, dan Teh 63. Selain menjual produk teh dalam berbagai kemasan, peserta juga menampilkan peralatan penyeduh teh dan cara meracik teh. Expo terbuka untuk umum mulai 12-14 Oktober 2012 di Balai Kota Surakarta.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita Lainnya:
@Triomacan2000 - @Benny_Israel Tak Lama Bertahan  
Basuki Pilih Tinggal di Pluit daripada Rumah Dinas  
Buku tentang Skandal Seks Elizabeth Taylor  
Panggung Pemilu 2014 Milik Mega dan Ical?
Novi Amilia Pernah Jadi Sampul Seksi di Popular


10.17 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger